Manado – Keberadaan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di mata internasional semakin diakui. Ya, itu dibuktikan dengan terpilihnya Ketua AJI Eko Maryadi sebagai anggota Komite Eksekutif (Execom) Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), saat kongres ke 28 di Dublin, Irlandia 4 sampai 7 Juni 2013.
Ketua AJI Manado, Yoseph E Ikanubun mengaku bangga. “Sebagai pengurus AJI di daerah tentu kami bangga dengan terpilihnya Eko Maryadi sebagai anggota eksekutif IFJ. Ini membuktikan bahwa AJI benar-benar organisasi wartawan yang diakui dunia internasional,” terangnya.
Diketahui dalam pemilihan Execom IFJ, Eko meraih 180 suara menyamai perolehan suara Bernard Lunzer dari Amerika Serikat. Eko mengajak organisasi jurnalis di Asia meningkatkan profesionalisme, dan lebih kuat menyuarakan berbagai masalah jurnalis.
“Dunia media dewasa ini berubah cepat dalam berbagai aspek. Seperti, menguatnya monopoli kepemilikan media yang tidak peduli pada kesejahteraan pekerja pers, serta pengabaian hak-hak koresponden, stringer, freelancer,” kata Eko sebagaimana dikutip dari merdeka.com, Minggu (9/6).
Eko juga mengingatkan supaya jurnalis di Asia harus waspada terhadap meningkatnya politik kontrol media oleh rejim otoriter, meluasnya ancaman kekerasan dan impunitas, serta watak pengusaha media yang anti-union.
Terpilihnya Eko sebagai anggota Execom, juga menandai orang pertama yang mewakili Asia Tenggara.
Kongres IFJ menetapkan Jim Boumelha sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Buomelha adalah jurnalis senior asal Inggris, mantan Presiden Serikat Kerja Nasional Inggris-Irlandia. Jim pertama kali terpilih sebagai Presiden IFJ pada Kongres IFJ 2007 di Moskow, kemudian terpilih lagi pada Kongres IFJ 2010 di Cadiz, Spanyol.
Dalam pemilihan yang ketat, Jim Buomelha merebut 191 suara atas Philippe Leruth, peraih 178 suara. Leruth adalah jurnalis senior asal Belgia, pernah menjabat Wakil Presiden Federasi Jurnalis Eropa (FEJ).
Pemilu Presiden IFJ kali ini diwarnai protes dan aksi walk-out delegasi Jerman (DJV) dan Kanada (CWA-SCA), diikuti mundurnya anggota Presidium asal Belgia. Mereka menilai proses pemilihan yang terjadi tidak memenuhi standar demokrasi di IFJ.
IFJ merupakan Serikat Jurnalis Dunia beranggotakan 600,000 pekerja pers dari organisasi jurnalis di 123 negara. IFJ berpusat di Brussels, Belgia, dan AJI merupakan satu-satunya organisasi jurnalis anggota IFJ dari Indonesia.(aha)