Amurang—Tanggal 14 Februari 1945 adalah sejarah yang tak bisa dilupakan warga Minahasa (Toar Lumimuut, red). Pasalnya, tepat tanggal 14 Februari, banyak warga Toar Lumimuut menjadi korban keganasan tentara Jepang. Tak sedikit, warga Minahasa (Manado, red) tertembak oleh tentara Jepang.
Pasalnya, keganasan tentara Jepang waktu itu lantaran kalah dari pertempuran di laut Pasifik oleh Sekutu. Akibatnya, Jepang mundur dan memperkuat pertahanan di Sulawesi dan Maluku Utara.
Dari catatan Pdt Letkol H Maramis, STh MTh yang dirangkum BeritaManado.com menjelaskan, bahwa Peristiwa Merah Putih ini semata-mata untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah di proklamirkan 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. ‘’Ini sebuah histori yang membuktikan bahwa masyarakat Sulut pada umumnya dan Tou Kawanua khususnya tetap komit terhadap NKRI,’’ jelas Maramis.
Untuk itu, saya mengajak semua Tou Kawanua dalam menjalankan tugas dan membangun kehidupan yang lebih baik. Serta bermakna tetap ingat pesan leluhur. Pertama, Setia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, Setia pada dasar dan pilar-pilar negeri yang disepakati bangsa. Yaitu Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Ketiga, Setia pada pesan leluhur budaya Minahasa. Keempat, Setia kepada Ibu dan Ayah dan keluarga. Kelima, Setia kepada pimpinan/atasan dan juga terhadap teman sekerja.
‘’Semoga tulisan pendek mengenang 14 Februari 1945 akan mengingatkan kita pada motivasi serta inovasi yang baru kepada kita Kawanua dimanapun berada. Dan akan menjadi Garam dan Terang. I Yayat U Santi,’’ kata Maramis yang kesehariannya bertugas di Mabes TNI Cilangkap-Jakarta. (andries)