Manado – Kemeriahan acara HUT emas 50 tahun Provinsi Sulawesi Utara di Convention Center Grand Kawanua International City (GKIC), Selasa (23/9/2014) kemarin tak berbanding lurus dengan penghargaan yang diberikan kepada para tokoh pendiri dan pemimpin Provinsi Sulawesi Utara.
Kepada BeritaManado.com, beberapa warga Sulut mengutarakan kekecewaan mereka terhadap konsep acara HUT Provinsi yang tak ubahnya hanya menjadi ajang pencitraan pemerintahan saat ini.
“Konteks acaranya adalah syukuran HUT provinsi. Artinya jika kita bicara gubernur serta kepemimpinan daerah berarti harus dipaparkan seluruh gubernur yang pernah memimpin Sulut sejak berdiri hingga sekarang, bukan pencitraan pemerintahan saat ini,” tutur Jeremia Pantow, warga Karombasan, Rabu (24/9/2014).
Jeremia juga menyoroti panitia dan pemerintah daerah yang tidak memberikan apresiasi penghargaan kepada para keluarga mantan gubernur pada paripurna istimewa tersebut. Mahasiswa Unima ini menilai tidak adil pemberian penghargaan kepada beberapa tokoh daerah yang dianggap berkontribusi pada pembangunan daerah namun mengabaikan keluarga mantan gubernur yang hadir.
“Faktanya ada beberapa tokoh yang diberikan penghargaan oleh pemerintah. Padahal, kembali pada konteks acara syukuran HUT provinsi sehingga menurut saya keluarga para mantan gubernur atau mantan pemimpin Sulut di masa lalu paling layak diberikan penghargaan,” tukas Jeremia.
Diketahui, ketika Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang akan memulai pidato sambutan pada rapat paripurna istimewa HUT provinsi, keluarga dari Gubernur Sulut pertama F.J Tumbelaka meninggalkan ruangan rapat paripurna.
Taufik Tumbelaka, putera dari gubernur Sulut pertama F.J Tumbelaka atas nama janda N.Z Tumbelaka-Ticoalu, isteri gubernur Sulut pertama, mengaku kecewa kepada gubernur SH Sarundajang yang terkesan kurang menghargai para mantan gubernur Sulut.
“Katakan kepada Gubernur (Sarundajang), kami keluarga Tumbelaka kecewa karena mestinya acara ini adalah acara syukuran 50 tahun Sulawesi Utara, bukan pencitraan. Kami keluar sebagai bentuk protes kepada Gubernur,” tukas Taufik Tumbelaka saat meninggalkan ruangan rapat paripurna.
Tayangan kilas balik 50 tahun provinsi Sulawesi Utara tambah mantan aktivis UGM tersebut kurang tepat ketika lebih menonjolkan kepemimpinan gubernur Sulut SH Sarundajang.
“Saya yakin keluarga mantan gubernur lainnya kecewa. Tayangan itu lebih pantas ketika ditayangkan pada akhir kepemimpinan bukan di HUT emas, karena mestinya di HUT emas ini gubernur dan mantan gubernur diberikan penghargaan yang sama pantasnya,” tukas Taufik dengan raut muka sangat kecewa.
Rapat paripurna dipimpin ketua Deprov sementara Steven Kandouw, dihadiri Duta Besar Cina, Dubes Malaysia, Dubes Palestina serta sejumlah Gubernur di Indonesia. (jerrypalohoon)
Baca juga: