Minut, BeritaManado.com – Tim Percepatan Penanganan Stunting di Sulawesi Utara (Sulut) memberi apresiasi terhadap 6 daerah dengan capaian penanganan stunting terbaik.
Pemberian Penghargaan Penurunan Stunting di Sulawesi Utara Tahun 2023 diumumkan dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Tim Percepatan Penanganan Stunting di Hotel The Sentra Manado, Rabu (18/10/2023).
Keenam daerah tersebut yaitu Kota Manado di terbaik pertama untuk kategori kota, yang diterima Wakil Wali Kota Richard Sualang.
Kemudian terbaik pertama untuk kategori kabupaten yaitu Kabupaten Sitaro.
Empat daerah lainnya. Berturut-turut terbaik dua sampai lima yaitu, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dan Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw mengatakan, penanganan stunting menjadi isu nasional yang selalu mendapatkan perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo.
“Karena itu kepala daerah se-Sulut harus bekerja keras menurunkan angka stunting di Bumi Nyiur Melambai,” ujar Wagub Steven Kandouw.
Dalam rakorev tersebut, didapati hasil terjadi penurunan angka stunting di Sulut, dari 21,6 persen di tahun 2022, menjadi 20,5 persen di tahun 2023.
“Harus akuntabel dan presisi dalam mengelola anggaran yang sudah dialokasikan untuk penanganan stunting,” kata Steven Kandouw.
Selain akuntabel dan presisi, menurut Steven Kandouw, kepala daerah harus mengidentifikasi dengan betul agar mampu melakukan penetrasi yang tepat.
“Indentifikasi betul-betul semua yang terkait kalau perlu perhari identifikasi kelahiran serta bayi dan langsung dipenetrasi. Selain puskesmas, kepala desa bahkan ibu TP-PKK diberi pekerjaan tambahan yang kerjanya mengidentifikasi bayi dan ibu hamil. Saya rasa dengan identifikasi seperti, penetrasinya akan lebih tepat,” tegasnya.
Ia juga meminta kepala daerah untuk langsung melaksanakan rapat tingkat kabupaten/kota mengimplementasikan rakor evaluasi di provinsi.
Pada kesempatan itu, Steven Kandouw juga membeberkan tantangan ke depan dalam upaya menangani stunting.
“Tantangan kita tahun ini mengalami dampak el nino. Beberapa tempat di Sulut tidak hujan. Sehingga dalam rapat hari pangan nasional terjadi penurunan produksi, karena daerah-daerah yang biasanya dua kali panen sekarang tinggal satu kali. Ada juga yang tidak bisa panen,” ujar dia.
Benang merahnya, kata dia, itu indeks perkembangan harga naik di sejumlah daerah, yang kalau dibiarkan mempengaruhi inflasi, walaupun sampai saat ini inflasi di Sulut masih terkendali.
(Finda Muhtar)