
Manado – Tidak sedikit warga Sulawesi Utara (Sulut) yang lupa atau bahkan belum tahu tentang peristiwa bersejarah Perdjuangan Semesta (Permesta) yang terjadi 4 April 1961.
Wilayah Minahasa Selatan tepatnya di antara Lopana dan Malenos yang sekarang dikenal dengan Malenos Baru menjadi saksi peristiwa Permesta kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Peristiwa perdamaian Permesta dengan pemerintah pusat ditandai dengan pertemuan Pangdam Merdeka, Brigjen. Soenandar Pridjosoedarmo bersama tokoh besar Permesta, Daniel Julius Somba.
Mengenang peristiwa perdamaian 4 April 1961, Amanda Ottay, putri tokoh Permesta, John Ottay, angkat bicara.
“4 April 1961 menjadi hari penting terjadi titik temu awal dari penyelesaian pergolakan Permesta, melalui pertemuan antara Pangdam Brigjend Soenandar dan tokoh Permesta Oom DJ Somba. Saat itulah terjadi semacam perdamaian kesepahaman guna penyelesaian Permesta,” tutur Amanda Ottay.
Peristiwa 4 April 1961 dikaitkan dengan zaman sekarang, Amanda Ottay memberi pendapat khusus.
“Peristiwa Permesta kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, menunjukan jiwa besar ke dua belah pihak yang berbeda pandangan,” ujar putri bungsu Kol. John Ottay ini.
Peristiwa perdamaian Permesta dan pemerintah pusat dipandang Amanda Ottay sebagai komitmen bersama untuk menciptakan perdamaian di negeri tercinta Indonesia.
“Kita melihat bahwa semangat perdamaian untuk Indonesia tetap paling utama. Diharapkan situasi sekarang yang cukup sering berbeda pendapat dapat diselesaikan dengan baik. Kita yang hidup di era sekarang bisa berkaca dari kearifan mereka yang tetap mengedepankan NKRI,” imbau Amanda Ottay yang sedang berjuang meraih kursi DPR-RI dari Partai Demokrat ini.
Diketahui, sejarah Permesta kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, berhasil meredakan gejolak di Sulut setelah lebih dari 1 tahun FJ “Broer” Tumbelaka berupaya mendapatkan titik temu antara masing-masing pihak.
(***/JerryPalohoon)