Manado – Menarik ketika pada rangkaian inti Peringatan Hari Proklamasi Republik Indonesia di tahun 2017 ini saat Presiden Joko Widodo dan “jajaran-nya” serta para tamu undangan hadir tidak dengan “seragam” ala negeri barat (baca: jas dan pernak-perniknya), tapi justru dengan Pakaian Adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Suasana menjadi berubah, kesan ke-Indonesia-an langsung menyeruak sangat kuat.
Menurut pengamat politik dan kemasyarakatan, Taufik Tumbelaka, ide brilian Pakaian Adat yang terlihat di 17 Agustus 2017 itupun nampaknya menginspirasi Sulawesi Utara, ini tergambar dalam acara puncak peringatan Hari Jadi ke 53 Sulawesi Utara pada 23 September 2017 kemarin. Suasanapun berbeda karena biasa yang memakai Baju Adat diacara HUT Propinsi dari tahun ke tahun hanya Ibu-Ibu (plus pemenang Nyong Sulut), itupun tidak semua yang memakai Kebaya khas Sulawesi Utara, ada sebagian memakai yang biasa disebut Kebaya Nasional, ini sesuai “dress code” yang terpampang di undangan.
“Ada pesan dan kesan kuat dari pemaknaan ide memakai Baju Adat, diharapkan sebagai penyadaran serta penguat rasa cinta Indonesia yang kaya akan ragam budaya, ada harapan mulia agar jati diri atau integritas kita tidak tercabut dari akar ke-Indonesia-an dan semangat ini dimulai dari pihak yang biasa dikategorikan para Elite, hal ini juga diharapkan terjadi di Sulawesi Utara,” jelas Taufik Tumbelaka kepada BeritaManado.com, Minggu (24/9/2017).
Lanjut Taufik Tumbelaka, pemakaian Baju Adat adalah penguatan rasa cinta Tanah Air dan juga kearifan daerah, ini jelas bukan “gerakan biasa” karena dari sini juga diharapkan setiap Warga Negara, terlebih khusus para Penyelenggara Negara, untuk bekerja lebih keras dengan ketulusan untuk kemajuan Indonesia.
“Ini semua bisa terwujud jika ada rasa cinta Negara dimana rasa ini hanya bisa digerakan dan dimunculkan dari hati dan pikiran kita. Maka tidak akan ada artinya sama sekali, jika tubuh kita dengan bangga kita pakai-kan Baju Adat, namun hati kita dan pikiran kita tidak “diselimuti” dengan “Baju Adat”.
“Makna mendalamnya memakai Baju Adat pada acara seremoni peristiwa penting Kenegaraan dan Daerah, bukan hanya untuk sekedar gagah-gagahan, “lucu-lucuan” dan keren-kerenan, apalagi hanya sekedar memberi suasana berbeda. Selamat Hari Jadi Provinsi Sulawesi Utara ke-53,” pungkas Taufik Tumbelaka (***/JerryPalohoon)