Manado – Prakirawan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara (Sulut), Farid mengatakan daerah ini sementara memasuki fase peralihan musim kemarau ke musim hujan. “Pergerakan semu matahari sementara mendekati garis equator. Kami memperkirakan musim hujan akan mulai mengguyur pada pertengahan Oktober,” prediksi Farid, Rabu (26/9).
Dia mengatakan, walaupun Sulawesi Utara akan memasuki fase musim penghujan. Namun intensitas curah hujan diperkirakan tidak akan terlalu lebat, masih normal. “Kemungkinan intensitas curah hujannya berada di rentang 150 milimeter dan kurang dari 200 milimeter. Jadi masih pada batas normal,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung mengatakan, memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan harus disikapi dengan kehati-hatian khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor. Menurut dia, warga yang tinggal di daerah bebukitan, lereng gunung dengan kondisi tanah yang labil, sangat rawan bila terjadi hujan dengan intensitas lebat.
Begitupun dengan warga yang tinggal di bantaran-bantaran sungai yang permukimannya rawan tersapu banjir, bila ketinggian muka air meningkat dengan debit yang lebih besar pula. “Kita harus banyak belajar dari berbagai peristiwa bencana yang terjadi di daerah ini. Apakah itu berkaitan dengan bencana banjir dan longsor. Peristiwa-peristiwas seperti ini hendaknya semakin meningkatkan kewaspadaan semua warga yang ada di daerah rawan bencana,” kata dia.
Pada 24 Juli 2012, peristiwa banjir dan longsor meluluhlantakkan rumah tinggal, serta sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah di Kabupaten Kepulauan Sangihe, satu warga menjadi korban. Bulan berikutnya 29 Agustus, longsor terjadi di Kelurahan Bumi Nyiur Kota Manado, menghancurkan rumah dan menewaskan tiga orang.(pro)