MANADO – Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa UKIT Wenas Tomohon, Selasa (20/3) siang berlangsung dramatis. Pasalnya, aksi demo di kantor DPRD Sulut untuk menuntut pemerintah pusat membatalkan rencana kenaikkan harga BBM awalnya hanya diterima dua anggota deprov, Jhon Dumais dan Netty Pantow.
Merasa tidak puas dengan sambutan ini, massa yang membawa bendera dan spanduk yang berisi sejumlah tuntutan mulai berteriak meminta agar anggota dewan yang masih di dalam ruangan untuk keluar. “Anggota dewan ada 45, kenapa yang keluar hanya dua. Kalau tidak keluar kami akan masuk,” ancam mahasiswa sambil berteriak.
Setelah menunggu sekian lama anggota dewan yang masih di dalam tak kunjung keluar, mahasiswa membuktikan ancaman mereka dan mulai masuk ke kantor dewan, seketika sejumlah anggota dewan yang sementara rapat pansus di ruang paripurna akhirnya keluar menjumpai para demonstran, diantaranya, Tonny Kaunang, Farid Lauma, Sherpa Manembu, Herry Tombeng, Djenri Keintjem, Syenny Kalangi dan Eddyson Masengi.
Sementara anggota dewan lainnya yang baru tiba langsung bergabung, diantaranya ketua deprov Meiva Lintang, Benny Rhamdani dan James Sumendap.
Mahasiswa menuntut pemerintah pusat untuk membatalkan rencana kenaikkan BBM serta memberikan dukungan kepada KPK untuk terus memberantas korupsi. “Jika harga BBM naik maka rakyat akan semakin menderita. Berantas tuntas korupsi di Indonesia, kami mendukung KPK dan tolak revisi undang-undang KPK,” teriak mahasiswa.
Diakhir demo mahasiswa menyerahkan pernyataan sikap secara tertulis yang diserahkan kepada anggota dewan. (jerry)