
Manado, BeritaManado.com — Seorang mahasiswa semester akhir jurusan informatika di Universitas Prisma mengungkap perilaku Dosen yang mempersulitnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas di Universitas Prisma Manado.
Fritztian Riantama Tite kepada sejumlah media mengungkapkan, adanya oknum pengajar yang sengaja mempersulitnya dalam mengikuti ujian Proposal.
“Ini tahapan ujian proposal sudah sampai Bab 4. Saya sudah beberapa kali menghadap dosen pembimbing saya, tetapi hampir semua isi pada proposal saya di coret-coret. Dia (Dosen pembimbing) menyebut salah, dan harus diubah semuanya. Jika diubah lagi semuanya, berarti dimulai dari Bab 1 sampai 4,” ungkap Fritztian Selasa,(16/5/2023).
Pimpinan Universitas Prisma Manado, Magie Kapojos bidang akademik dan Marketing Director Universitas Prisma Manado Roger Sariowan saat dikonfirmasi awak media memberikan respon yang cukup keras.
Magie Kapojos menjelaskan bahwa, terkait tahapan proposal ada SOPnya, sedangkan mahasiswa tersebut proposalnya ketika diperiksa, hanya copy paste.
“Makanya ia (Fritztian), diberikan waktu yang lebih lama, agar supaya bisa mengoreksi proposalnya satu persatu. 90% sampai 100% Proposalnya itu copy paste dari orang lain. Ini kan kesalahan fatal,” ungkap Magie.
Meski demikian, Magie mengungkap di mana, pihak Universitas tidak menuduh Mahasiswa tersebut, dan masih memberikan kesempatan untuk memperbaikinya.
Tak sampai di situ saja, 2 petinggi Universitas Prisma Manado itu mengungkap keburukan mahasiswanya bernama Fritztian Riantama Tite yang menyampaikan persoalan internal akademik kepada awak media itu.
“Terus terang mahasiswa bersangkutan bermasalah, pertama mahasiswa ini belum membayar SPP selama 2 semester. Di mana-mana mahasiswa yang belum membayar SPP sebenarnya tidak punya hak untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran,” beber Magie.
Menurut Magie, fakta di lapangan, mahasiswa tersebut memang tidak ada niat untuk memperbaikinya, bahkan di WhatsApp ia meminta keringanan kepada Dosennya sampai mau membayar alias menyogok, dan itu salah satu pelecehan bagi dosen.
“Bahkan bukan cuman satu dosen, tetapi ada beberapa dosen yang ingin dia bayar. Sekali lagi, ini merupakan pelecehan bagi kami sebagai dosen,” ujar Magie.
Meski begitu Magie menuturkan, pihak Prisma Manado masih berempati dan ingin membantu mahasiswa tersebut di mana menurutnya tidak masalah Fritztian, ikut perkuliahan sampai semester saat ini.
Pada intinya, pihaknya membantu dan mau mencerdaskan anak bangsa.
“Mahasiswa yang bermasalah bukan hanya Fritztian, adapun Mahasiswa lainnya yang bermasalah dengan keuangan dan datang ke saya. Dan pada saat itu merespon dengan memberikan, rekomendasi kepada mahasiswa tersebut untuk menghadap bagian keuangan, dan pastinya pihak keuangan memberikan solusi kepada mahasiswa tersebut,” kata Magie.
Magie mengaku bahwa, pihaknya tidak ingin menyusahkan mahasiswa, jikapun mahasiswa cepat selesai, menjadi kebanggaan bagi Universitas Prisma Manado.
“Kalo tidak salah yeah, mahasiswa ini mendapatkan keringanan dari Yayasan, dan ia mendapatkan beasiswa. Berarti kami membantu mahasiswa tersebut, dan bukan mempersulitnya,” beber Magie.
Di samping itu pula, Marketing Director Universitas Prisma Manado Roger Sariowan juga turut memperkuat pernyataan Magie terkait proposal Fritztian yang hanya copy paste.
“Dia itu, (Fritztian) plagiat pak. Di dalam akademisi, plagiat itu, itu pencurian pak. Bahaya sekali pak,” ujar Roger menggurui awak media.
Tak hanya itu saja, Roger juga menjelaskan di mana, ujian skripsi mahasiswa harus dilakukan pertemuan sebanyak 10 kali pertemuan, namun Fritztian hanya dua kali pertemuan.
“Coba cek ada berapa kali pertemuan, cuma dua kali pak. Dari seii itu saja, saya udah tau,” kata Roger.
Roger juga menyebut bahwa dirinya sudah mengeluarkan surat untuk mahasiswa tersebut agar datang menghadap pimpinan, tetapi jawabnya sibuk.
“Ini merupakan etika yang tidak baik,” sambung Roger.
Pihak Universitas Prisma Manado pun menjamin bahwa semua sangkaan kepada Fritztian dapat di pertanggung jawabkan dengan bukti yang ada, bahkan akan memantau dampak dari pemberitaan di media jika berdampak negatif bagi Universitas, maka pihaknya akan menurunkan tim dari Yayasan untuk menangani persoalan tersebut.
(Erdysep Dirangga)