MANADO – Tonaas Wangko Brigade Manguni Indonesia atau BMI Sulut, Decky Maengkom mengingatkan LSM atau organisasi kemasyarakatan lainnya untuk tidak terlibat terjauh menangani sengketa tanah di Desa Kalatin Kabupaten Minahasa Tenggara.
Kecuali itu dia juga meminta organisasi kemasyarakatan untuk tidak mengerahkan massa karena dapat memperkeruh sekaligus memperparah keadaan. Begitu juga kepada warga yang terlibat masalah dapat menahan emosi dan tidak terpancing dengan isu yang belum diketahui pasti kebenarannya.
“Biarlah masalah di Desa Kalatin diselesaikan secara kekeluargaan. Masalahnya warga lebih mengetahui penyebabnya. Dikuatirkan dengan masuknya elemen masyarakat lain justru dapat memperuncing keadaan,” imbau Maengkom menanggapi adanya
lembaga masyarakat tertentu yang kabarnya ingin mengadvokasi masalah tersebut.Decky beralasan, terlibatnya organisasi kemasyarakatan ke dalam masalah itu dapat berakibat kurang baik, karena tidak mengetahui secara pasti baik karakter masyarakatnya maupun historis dari tanah tersebut.
Meski begitu Maengkom mengatakan kalau BMI sebagai organisasi adat sangat menghormati dengan kepedulian sosial yang ditunjukkan organisasi kemasyarakatan. Hanya saja dirinya mengimbau sebaiknya niat tersebut diurungkan saja, jika tidak mengerti akar permasalahan.
“Saya minta pemerintah Minahasa Tenggara jangan tutup mata dengan keadaan ini, karena sewaktu-waktu masalahnya dapat meruncing jika tidak ditangani serius. Apalagi sampai membawa nama pemerintah, saya kira ini bukan persoalan kecil,” tandas Maengkom didampingi Humasnya, Decky Maskikit, S.Sos kepada wartawan.
Menyinggung jika nantinya ada LSM yang nekad mencampuri masalah iru, dengan tegas Maengkom mengatakan kalau pihaknya akan membiarkannya. Cara itu ditempuh BMI sebagai konsekuensi untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang menjurus ke tindakan anarkis. (is)