Bitung – Kota Bitung sebagai daerah pelabuhan sengat rentan dengan penyebaran paham radikal dan bisa menyulut konflik horizontal bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Agus Rianto ketika berkunjung ke Kota Bitung beberapa waktu lalu.
Ia menyatakan, khusus Sulawesi Utara, terutama Kota Bitung, program kontra radikalisme sangat pantas dikedepankan. Mengingat letak geografis menunjang disusupi para pelaku radikalisme.
“Daerah ini dekat dengan Filipina Selatan yang dikuasai Kelompok Abu Sayyaf. Selain itu ada juga Kelompok Santoso yang beroperasi di Sulawesi Tengah. Makanya kalau tidak diantisipasi dengan baik, anggota kelompok tersebut bisa menyusup,” jelas Agus.
Dan kebetulan kata dia, Kota Bitung memiliki pelabuhan sebagai pintu masuk, sehingga perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.
“Dan saat ini Mabes Polri sedang menggiatkan kontra radikalisme di seluruh Indonesia, sehingga sejauhmana hasilnya harus dievaluasi. Apakah di daerah-daerah program itu sudah berjalan baik,” katanya.
Karena itu kata dia, seluruh jajaran Polda Sulut wajib waspada dengan kondisi itu. Langkah-langkah pencegahan harus diefektifkan agar masyarakat tidak tergoda dengan paham radikal.
“Dari berbagai upaya yang bisa dilakukan, dialog dengan masyarakat jadi salah satu yang paling mendasar. Kegiatan ini harus diefektifkan agar tercipta kemitraan yang baik,” katanya.(abinenobm)