Manado – Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai, maksud PT PLN Suluttenggo melayani pelanggan, namun faktor alam dan keterbatasan daya listrik juga mengakibatkan pemadaman kembali menimpa rakyat.
Kondisi jelang pemadaman bergilir tanggal 6 hingga 21 April ini, membuat PT PLN Suluttenggo dibawah nahkoda Wirabumi Kaluti terpanggil mengajak insan pers termasuk beritamanado melihat langsung sejumlah pembangkit listrik di kawasan Minahasa.
GM PT PLN Suluttenggo Wirabumi Kaluti memang tidak turun langsung ke lapangan, karena kesibukan kerja yang tidak bisa ditinggalkan, namun satu harapan Pers lebih jernih melihat permasalahan yang terjadi tanpa harus berpolemik berkepanjangan.
Gayung bersambut, puluhan media massa dari cetak dan elektronik Senin 29 maret bergerak dari halaman depan PLN Suluttenggo menuju lokasi mulai PLTP Lahendong, ke Tolour Minahasa, Pintu Air Tonsea Lama dan PLTA Tonsea lama.
Sebelum doa pelepasan, PH General Manajer/Manajer Bidang Niaga Syamsul Huda optimis krisis listrik segera teratasi dengan pengoperasian dan rencana pembangunan pembangkit listrik,
”Bulan Agustus 2010 listrik Normal,“ tegas Syamsul Huda.
Di PLTP Lahendong 3 X 20 MW, saat rombongan jurnalis yang dipimpin Deputi Manajer Bidang Komunikasi PT PLN Suluttenggo JW Dimpudus mendapat penjelasan detail dari Manajer PLTP lahendong Jhoni Kalalo yang intinya mengutarakan PLTP Lahendong tiga berkekuatan 20 MW untuk sementara waktu tidak lagi beroperasi.
“PLTP Lehendong akan mengalami pemeriksaan sebelum diserahkan dari pihak ketiga (Kontraktor) kepada PLN,“ ungkap Jhoni Kalalo.
Penegasan yang sama diperkuat Deputi Manajer Komunikasi JW.Dimpudus, selama pemeriksaan berlangsung otomatis terjadi pengurangan daya listrik berkisar 27 hingga 30 MW,
”Maaf pemadaman bergilir harus menimpa Sulawesi Utara,” Ungkap Dimpudus
Baik Jhoni kalalo maupun Dimpudus mengajak penghematan listrik menyeluruh dari setiap keluarga minimal mematikan 100 watt setiap hari khususnya pada beban puncak malam hari demi mengantisipasi pemadaman berkepanjangan.
Dari kunjungan jusnalis ke wilayah di sektor Minahasa itu, sangat jelas terlihat terjadi penurunan debit air yang signifikan dari ketinggian normal diatas 260 cm kini menyusut 227 cm yang berdampak pada tidak optimalnya Pusat Listrik Tenaga Air/PLTA Tonsea Lama yang saat ini hanya mengandalkan satu pembangkit listrik dari tiga Turbin yang tersedia. (Hetty Oroh)