
Peta Politik Jelang Pilgub Sulut (bag.2). Nama Lucky Korah tidak asing lagi di kalangan Kawanua. Berperawakan kecil, namun gesit. Sama seperti pendahulunya, Lucky Korah yang latar belakang insinyur mewarisi jabatan Walikota Manado setelah ditinggal pendahulunya, N.H. Eman yang juga seorang insinyur.
Ia seorang birokrat tulen. Memulai karir seperti pegawai lainnya.
Ia pula pernah menjadi Kepala Dinas Pertambangan Sulut. Bintangnya pun melejit ketika E.E Mangindaan menduduki jabatan gubernur Sulut. Lucky dan Mangindaan, keduanya berasal dari daerah yang sama, Amurang. Desa Pondang tempat mereka bertumbuh. Jadilah tandem, Mangindaan yang akrab disapa Lape sebagai gubernur dan
Lucky memimpin kota Manado. Karir Lucky terus melejit. Setelah sempat menjadi salah satu deputi di kementeran daerah tertinggal, kini ia menduduki Sekretaris Jenderal departemen yang sama.
Sudah barang tentu, jabatan ini bukan hal yang muda didapat. Dilihat dari portofolio, Lucky Korah tidak diragukan lagi kemampuannya. Kabar berhembus, ia akan menggunakan kendaraan politik partai Demokrat sebagai tunggangan politik menuju perebutan DB 1. Isu ini semakin kuat karena Lucky Korah akan di back up habis-habisan oleh senior sekampungnya E.E Mangindaan.
Pengalaman menjadi gubernur pun pernah disandangnya. Ketika masa transisi Jouke Sondahk menjelang pemilihan gubernur, Lucky memimpin Sulut sebagai Pelaksana Tugas gubernur Sulut. Dalam kurun waktu sekitar 3 bulan, ia sepertinya mempesona warga Kawanua. Keramahan ala orang Amurang tertular dalam dirinya. Mudah
diajak bicara, luwes dalam pergaulan. Dapat dipastikan ia tak punya musuh politik selama ini.
Tak tinggal diam. Anaknya Moris Korah pun diajak terjun ke dunia politik. Kini Moris bakal dilantik sebagai anggota DPRD kota Manado. Hanya saja, apakah Lucky Korah sudah menabung atau memiliki ongkos politik untuk berjibaku di pemilihan gubernur Sulut mendatang? Kita tunggu saja!