Manado – Komite Pemilih Indonesia (TePI) melaksanakan diskusi publik dengan topik “Usai Pemilu 2019, Jelang Pilkada Serentak 2020 dan Menyorot Kepemimpinan Sulut ke Depan, di JW Rumah Kopi Rike, Manado, Rabu (24/7/2019).
Dinamika sosial-politik lokal mulai agak ramai dan ‘panas’ sebab di 2020 akan ada Pilkada serentak. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara.
Sebagai informasi, selain Pilkada provinsi, di Sulut juga akan digelar Pilkada di 7 kota dan kabupaten, yaitu: Kota Manado, Bitung, Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bolmong Timur dan Bolmong Selatan.
Lois Tangel, sebagai pembicara termuda mewakili kaum millennial mengatakan, pelaksanaan diskusi dalam suatu ruangan atau tempat kurang memberi manfaat untuk era sekarang ini.
“Mari di era industri 4.0 gunakan gadget untuk menyuarakan ‘critical thinking’ kepada pemerintah, seperti youtube, instagram atau facebook. Dengan video satu menit saja kita bisa merubah ‘mindset’ banyak orang di luar sana bagaimana kita bisa memilih pemimpin yang baik, ketimbang diskusi-diskusi seperti ini,” ujar Lois.
Sebelumnya, akademisi Unsrat Dr. Max Rembang menyinggung sistem demokrasi di Indonesia.
“Demokrasi negara kita masih terus mencari sistem yang ideal,” kata Max Rembang sebagai pembicara pertama.
Max Rembang menjelaskan sistem Pemilu Indonesia setiap lima tahun masih saja ada perubahan-perubahan.
“Indonesia sampai sekarang belum menemukan demokrasi yang ideal,” tandas Rembang.
Diketahui, diskusi publik diselenggarakan TePI dipimpin Jeirry Sumampouw ini menghadirkan para narasumber:
1. Drs. Karel Najoan (Dosen Unima)
2. Dr. Max Rembang (Dosen Unsrat)
3. drg. Hizkia Sembel (Korwil GMKI Wil. Sulut-Go)
4. Lois Tangel (Putri Pariwisata Indonesia 2016)
(NovaManoppo)