Kotamobagu – Hari Berbahasa Mongondow di kalangan pelajar/siswa sekolah, yang pernah digaungkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kotamobagu, tampaknya masih sebatas wacana.
Sebagian orang menilai, bahwa sampai saat ini belum ada upaya nyata dalam penerapannya. “Penerapan ‘hari berbahasa mongondow’ perlu, untuk menanamkan kembali rasa kecintaan masyarakat khususnya pelajar terhadap bahasa daerah, namun kalau melihat sikon saat ini hal itu tampaknya belum bisa terwujud” tutur seorang warga kepada Beritamanado.com
Menanggapinya, Kepala Dinas (Kadis) Dikpora Kotamobagu Sa’ir Lentang saat ditemui di ruangannya mengaku bahwa pihaknya masih akan mengkonfirmasikan rencana penerapan ‘Hari Berbahasa Mongondow’ dengan pihak sekolah.
“Akan kita lihat, apakah akan dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran atau dimasukan ke dalam muatan lokal (mulok), bagaimana kesepakatan teknis di lapangan, serta penyusunan fragmen bahasa masih akan dikoordinasikan lagi” tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa hal tersebut dilakukan agar warga mongondow khususnya pelajar dan pemuda tidak kehilangan identitas. “Mencontoh dari Surabaya, kota modern namun warganya konsisten berdialog menggunakan bahasa jawa dimanapun berada” ujar Lentang. (zmi)