MANADO – Akhir-akhir ini masyarakat Sulawesi Utara dipusingkan dengan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Tak kanya minyak tanah, BBM jenis premium dan solar beberapa minggu terakhir mulai menghilang di SPBU-SPBU.
Sontak hal ini mengkuatirkan warga, apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru dipastikan kebutuhan BBM tersebut dipastikan meningkat. Pihak Pertamina tidak serta merta menerima jika pihaknya terus dipersalahkan. “Soal premium dan solar bukan langkah, tapi pengendalian terbatas,” tutur Irwansyah, mewakili Pertamina berkali-kali.
Harland Tumuju, pemerhati kemasyarakatan menilai, kelangkaan BBM bersubsidi hendaknya juga menjadi tugas besar bagi DPR-RI perwakilan Sulut. “Ini tugas dari legislator Senayan dapil Sulut untuk memperjuangkan penambahan kuota bensin dan solar. Karena jika tidak, masyarakat Sulut pasti akan terus menghadapi situasi ini,” tuturnya, Sabtu (26/11) siang.
Diakui Harland, peningkatan jumlah kendaraan yang sangat pesat menjadi sumber kelangkaan. Untuk itu dirinya menghimbau masyarakat pemilik kendaraan juga harus dapat meminimalisasi penggunaan kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi terutama yang ber CC besar.
“Coba kita lihat di Manado banyak sekali mobil CC besar ternyata hanya dinaiki satu atau dua orang saja. Ini khan tidak efesien,,” tukasnya. (jry)