Salah satu akses jalan penghubung Jalan Piere Tendean (Boulevard) dan Jalan Sam Ratulangi (Samrat) sering ditutup warga
Manado – Lagi-lagi kecaman terhadap aksi tak terpuji yang dilakukan sejumlah warga dengan menutup akses jalan alternatif penghubung Jalan Piere Tendean (Boulevard) dan Jalan Sam Ratulangi (Samrat) menguak.
Kecaman tersebut datang dari Robert Tambuwun, anggota DPRD Kota Manado yang sangat menyayangkan adanya penutupan jalan alternatif tersebut yang berdampak pada kenyamanan para pengguna jalan di kawasan tersebut.
“Saya sudah berapa kali mengingatkan pemerintah di kelurahan-kelurahan itu untuk melarang warganya menutup akses jalan penghubung Boulevard dan Samrat. Tapi, aksi ini masih saja terjadi,” sesal tambuwun.
Politisi Partai Hanura ini pun menyangkan ketidak cermatan pemerintah kelurahan hingga Kepala Lingkungan (Pala) atas persoalan ini. Yang seharusnya menurut Tambuwun, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mengurai kemacetan di Boulevard dan Samrat.
“Kalau akses jalan itu selalu dibuka, kendaraan yang hendak melalui Jalan samrat dari Bolevard tidak perlu berputar arah jauh. Karena bisa menggunakan jalur alternatif tersebut. Begitu sebaliknya kendaraan dari Samrat menuju Bolevard. Kalau ditutup seperti ini, kendaraan menumpuk di Bolevard, karena jembatan Sario belum selesai dibangun,” tegasnya.
Tambuwun menghimbau adanya kepedulian dari pemerintah dan masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut, agar tidak menambah persoalan kemacetan di kawasan Boulevard dan Samrat.
“Kesadaran dari masyarakat setempat sangat penting untuk mengurangi kemacetan di dua ruas jalan itu. Kalau jalan alternatifnya di buka, kendaraan yang hendak ke Sambrat atau sebaliknya, akan lebih leluasa. Diharapkan pemerintah tegas juga mengambil tindakan atas aksi warga ini,” tandasnya. (leriandokambey)