Manado – Layang-layang yang disebut valinggir oleh orang Manado adalah sebuah permainan tradisional yang digemari bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Di Manado pada umumnya jenis kertas yang digunakan pada valinggir adalah kertas minyak atau biasa disebut fuya. Namun sekarang ada jenis ‘valinggir’ terbuat dari kain parasut, seperti yang ditemui Beritamanado.com di Jalan R.W. Monginsidi tepi pantai Malalayang, Rabu (29/5/2019).
Helmi (38), pedagang ‘valinggir’ kain parasut mengatakan setiap hari bisa terjual sampai 20 lembar, karena pembeli suka dengan model dan jenis bahannya yang tahan lama.
“Layangan ini bisa tahan sampai satu tahun dan tidak kuatir dengan cuaca hujan, karena tidak akan rusak atau robek,” kata Helmi.
Helmi mengatakan kalau hujan dia membiarkan saja dagangan tetap terpajang di pinggir jalan, nanti malam baru disimpan.
Soal harga menurut Helmi bervariasi tergantung ukuran dan modelnya.
“Saya menjual layangan dengan harga bervariasi antara 50 sampai 90 ribu rupiah per lembar,” ujar Helmi, pria asal Lamongan Jawa Timur.
Helmi menjelaskan harganya agak mahal dibandingkan dengan layangan lokal, karena pembuatannya di Jawa.
“Layangan dikirim dari Jawa lewat pelayanan jasa pengiriman, per pack beratnya 7-9 kg dan isinya sekitar 150 lembar,” kata Helmi.
Menurut Refly Piri, seorang pembeli, layangan ini unik modelnya karena rangkanya bisa dilepas kemudian dilipat dan disimpan dalam tas.
“Di Manado sudah banyak model ‘valinggir’, tapi yang ini unik untuk dijadikan koleksi,” tutur Refly Piri saat membeli layangan dagangan Helmi.
(NovaManoppo)