Manado-Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pusat Dr Fadli Zon SS, melantik pengurus HKTI se-Sulut, disaksikan langsung Pembina HKTI Sulut yang juga Bupati Minahasa Utara (Minut) Vonnie Anneke Panambunan, Ketua DPD HKTI Sulut Melki Suawah SP dan Sekretaris DPD Ivanry Matu STP, Senin (19/9/2016),
Fadli Zon menyayangkan, sebagai negara agraris, lahan pertanian Indonesia belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok masyarakatnya.
“Lihat saja negara kita sampai sekarang belum bisa lepas dari impor bahan pangan sepanjang tahun. Dulu Indonesia mengajarkan cara bertani ke Vietnam, sekarang kita impor beras dari Vietnam. Negara kita tidak mandiri secara ekonomi. Indonesia masih impor beras, gula, kedelai, daging. Paling lucu, sebagai negara dengan garis pantai kedua terpanjang di dunia, kita juga impor garam,” kritik Fadli Zon.
Kebiasaan impor, lanjut dia, diakibatkan adanya komisi dalam impor yang masuk kantong-kantong pribadi ataupun kelompok tertentu.
“Sektor pertanian sangat terbuka, tergantung kreatifitas petani. Dan lagi, saya mengajak seluruh masyarakat untuk bertani. Ayo bertani! Berapa kecilpun lahan bisa dimanfaatkan, baik untuk holtikultura, cabe, tomat, sayur atau apapun itu yang bisa ditanam dan membantu ekonomi keluarga, kita tanam di kebun. Tidak perlu lahan yang besar,” ajak Fadli Zon.
Dalam kesempatan ini, Wakil Ketua DPR RI ini berpesan kepada pimpinan pengurus DPD HKTI Sulut Melki Suawah beserta jajaranya untuk memperjuangkan nasib petani di Sulut dengan membuka diri menjalin kerjasama dengan berbagai pihak atau stakeholder yang dapat memberikan perubahan terhadap kemakmuran petani yang tentunya akan mensejahterakan masyarakat Sulut khususnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Januari-Agustus 2015, Indonesia tercatat masih banyak impor pangan, masing-masing beras 225.029 ton (US$ 97,8 juta), jagung 2,3 juta ton (US$ 522,9 juta), kedelai 1,52 juta ton (US$ 719,8 juta), biji gandum dan meslin 4,5 juta ton (US$ 1,3 miliar), tepung terigu 61.178 ton (US$ 22,3 juta), gula pasir 46.298 ton (US$ 19,5 juta), gula tebu 1,98 juta ton (US$ 789 juta), garam 1,04 juta ton (US$ 46,6 juta).
Total nilai impor 8 komoditas pangan di atas ini mencapai US$ 3,5 miliar, atau sekarang sekitar Rp51 triliun.
Dalam pelantikan tersebut, turut hadir Gubernur Sulut Olly Dondokambey diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinisi Sulut Drs Sanny Parengkuan MAP, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulut Joudi Moniaga, Anggota DPRD Sulut Fraksi Gerindra Ferdinan Mangumbahang, Novi Mewengkang, serta sejumlah pengurus DPD dan DPC Gerindra.(findamuhtar)