BITUNG—Keluhan demi keluhan terhadap debu batubara miliki PT Multi Nabati Sulawesi (MNS) seakan tiada hentinya. Kendati pihak PT MNS sendiri sudah berupaya agar debu tersebut tidak beterbangan dengan cara meninggikan pagar namun sayang cara tersebut tetap saja menimbulkan komplain dari warga sekitar perusahaan.
Yang menarik pengeluhan kali ini datang dari salah satu perusahaan pengalengan ikan yang bertetangga dengan perusahaan minyak kelapa tersebut. Dimana menurut pengakuan Human Resources Head PT International Alliance Food Indonesia (IAFI), Mawar S Soplanit, debu timbunan batu bara milik PT MNS kerap kali terbawa angin kewilayah pabrik mereka.
“Ini sudah tiga kali kita sampaikan secara lisan kepada PT MNS, serta mengirimkan surat langsung sebanyak satu kali terkait debu batubara yang berasal dari wilayah perusahaan PT MNS,” kata Soplanit, Selasa (4/10).
Namun sayangnya, pengeluhan pihak Soplanit inin tidak diindahkan oleh pihak PT MNS. Buktinya hingga saat ini debu batubara dari PT MNS tetap saja beterbangan ke wilayah perusahaan mereka, padahal pihaknya sudah menyampaikan keluhan tersebut.
“Ini jelas-jelas sudah mencemari udara, dan setahu kami bukan hanya kami yang merasakan debu batubara tersebut setiap hari tapi masyarakat sekitar juga sudah merasa terganggu,” katanya.
Apa yang dikatakan Soplanit ini ikut juga dibenarkan Plant Managet PT IAFI, Candido Don M Biel III. Dimana menurutnya, debu tersebut sangat mengganggu aktifitas karyawannya setiap hari, karena membuat sesak dan membuat mata perih.
“Malah jika negara yang selama ini menjadi pembeli ikan kaleng yang kita produksi tahu akan hal tersebut (pencemaran-red) tentu akan membawa dampak buruk bagi kami. Karena jelas namanya perusahaan yang menghasilkan makanan harus steril dan higenis tapi kenyataanya tiap hari ada debu batubara yang masuk ke wilayah kita,” kata Beil III.
Pihak Beil III sendiri berharap Pemkot Bitung bisa melakukan kajian terhadap lahan penyimpanan batubara PT MNS, karena jelas dampaknya sudah sangat mengganggu. Bukan hanya bagi masyarakat tapi juga terhadap kwalitas produksi ikan kaleng mereka setiap hari.(en)