Bitung – Pertemuan ahli waris lahan Terminal BBM Pertamina Kota Bitung, Alm Simon Tudus dengan PT Pertamina kembali menemui jalan buntu, Senin (14/05/2018).
Pertemuan yang digelar di Kantor Cabang PT Pertamina Manado kembali mengecewakan ahli waris karena hanya dihadiri perwakilan, bukan pejabat pengambil keputusan.
“Dari awal kami sudah tekankan, agar yang hadir pejabat yang bisa mengambil keputusan agar permasalahan ini selesai,” kata salah satu perwakilan ahli waris, Athos Sompotan, Selasa (15/05/2018).
Tapi kenyataannya kata dia, seperti pertemuan sebelum-sebelumnya, yang hadir hanya perwakilan yang tak bisa mengambil keputusan selain melaporkan ke pusat.
“Kalau terus-terusan jawabannya nanti disampaikan (ke pusat, red), sampai kapan hak kami dibayarkan,” katanya.
Ketua Tim Advokat Ahli Waris Alm Simon Tudus, Welly Sompie menyangkan sikap Pertamina yang sudah beberapakali mengundang pertemuan tapi hasilnya tak pernah jelas.
“Ahli waris sudah berdarah-darah memperjuangkan haknya yang telah digunakan Pertamina puluhan tahun, tapi Pertamina terkesan terus mengulur-ulur waktu dengan berbagai alasan,” kata Welly.
Apalagi kata Welly, Pertamina berupaya menyamakan lahan Pertamina dengan proses pembebasan lahan tol yang melibatkan tim appraisal.
“Ingat lahan Terminal BBM Kota Bitung sudah melalui proses hukum panjang dan dimenangkan ahli waris, jadi untuk apa ada appraisal,” katanya.
Yang lebih membingingkan lagi kata dia, Pertamina naik banding hingga ke PK tapi tetap kalah dan kini balik mau mengatur ahli waris.
“Masa Pertamina bertindak seakan mereka yang menang dan mengatur kami yang menang dengan harus mengikuti apa yang diarahkan Pertamina. Ini aneh dan konyol,” katanya.
Untuk itu, dirinya bersama sejumlah ahli waris memilih walk out dalam pertemuan itu karena lagi-lagi hanya dihadiri perwakilan yang tugasnya hanya mendengar kemudian melaporkan ke Pertamina Pusat.
“Sudah empat kali Pertamina mengajak kami bertemu seperti ini dan kami terus tertipu,” kata Athos dengan nada kesal.
Athos menyatakan, dalam waktu dekat akan kembali memblokir Terminal BBM Kota Bitung hingga hak mereka dibayar sesuai dengan putusan pengadilan.
“Kami sudah lelah terus mengikuti kemauan Pertamina yang tak kunjung ada realisasinya. Sekarang yang kami minta bayar sewa dan keluar dari tanah kami,” katanya.
(abinenobm)