Pertemuan ketiga di hari dan tempat yang sama adalah dengan Urusan Luar Negeri untuk penandatanganan LoI, yaitu bersamaDeputy Director of Qingdao People’s Association for Friendship with Foreign Countries of Qingdao Municipal Foreign Affairs Office, Mrs. Zhen Zhu. Mrs. Zhen Zhu meringkas semua hasil pertemuan kami dengan divisi-divisi pemerintah kota Qingdao sebelumnya dan menyampaikan optimismenya bahwa kerjasama ini akan terjalin. Intinya adalah nantinya Sister City ini akan lebih diarahkan pada kerjasama bidang Pariwisata, Ekonomi dan Perdagangan, Pendidikan, Riset dan Teknologi dan Smart City.
Dilanjutkannya bahwa Pemerintah Qingdao akan berusaha untuk membantu kota Manado dalam membangun kotanya ke depan, dan membuka hubungan kerjasama ekonomi dan perdagangan kedua kota setelah MoU Sister City ditandatangani. Pertemuan diakhir dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara wakil dari Pemerintah Kota Qingdao dan wakil dari Pemerintah Kota Qingdao yaitu Deputy Director of Qingdao People’s Association for Friendship with Foreign Countries of Qingdao Municipal Foreign Affairs Office, Mrs. Zhen Zhu, dan Kepala Bappeda Kota Manado, DR. Peter K.B. Assa. Penandatanganan disaksikan pula oleh First Secretary Social and Cultural Affairs, Embassy of the Republic of Indonesia, bapak Santo Darmosumarto, dan Staf Khusus Walikota Manado Dr. Ir. Lucky Londong.
Hari ketiga di Qingdao City
Untuk melengkapi semua kunjungan ke divisi-divisi Pemerintah Kota Qingdao dan penandatanganan LoI, maka pada hari ketiga atau hari terakhir delegasi kota Manado berada di kota Qingdao, delegasi mengadakan kunjungan ke Qingdao National High-tech Industrial Development Zone dan meeting bersama 3(tiga) Deputy Director, yaitu masing-masing dengan Mr. Sun Xin sebagai Deputy Director of Investment Service Division, Mr. Geng Kai, sebagai Deputy Bureau Director of Office Director, dan Mr. Piao Zhigang sebagai Deputy Director of General Affair.
Dalam pertemuan ini, pihak Qingdao banyak memperkenalkan tentang visi dan strategi baru pengembangan ruang urban yang dikoordinasi oleh Pemerintah Kota Qingdao. Pengembangan ruang urban baru ini berorientasi pada industri., dengan nama program Q-Zone. Program Q-Zone antara lain adalah “building a high-tech concentrating area and new town of technology. Ecology and humanity”. Saat ini, program Q-zone sudah hampir seluruhnya terimplementasi. Penataan ruang Q-Zone ini terdiri dari 1/3 ruang publik, 1/3 ruang pemukiman, dan 1/3 ruang industri high technology. Kawasan silicon valley ini telah menjadi pusat industri pembuatan banyak peralatan elektronik seperti, Computer, TV, Kulkas, dll. Kawasan Q-Zone ini direncanakan dan dibangun dengan konsep smart city.
Hari Keempat
Delegasi berangkat dengan kereta cepat menuju Beijing. Perjalanan memakan waktu 5(lima) jam dari Qingdao ke Beijing.
Hari Kelima
Pertemuan dengan Duta Besar RI untuk RRT, bapak Soegeng Rahardjo. Pertemuan diawali dengan disambut hangatnya delegasi Pemkot Manado baik oleh Dubes maupun para pejabat serta staf KBRI di kantor KBRI Beijing. Bapak Soegeng Rahardjo menyampaikan perasaan sangat senang dengan kunjungan delegasi baik ke kota Qingdao dan kota Beijing, karena hal ini menunjukkan betapa tawaran Duta Besar ini disambut baik dan serius oleh Walikota Manado, agar kedepan rencana kerjasama Sister City antara Kota Manado dan Kota Qingdao dapat terealisasi. Lanjut Duta Besar, bahwa telah lama beliau berkeinginan untuk membuka hubungan kerjasama antara salah satu kota di China dan salah satu kota di Kawasan Timur Indonesia, dan kebetulan ada tawaran dari kota Qingdao yang telah menjadi kota terbuka secara internasional ingin ada salah satu kota di Indonesia yang dapat menjadi Sister City dengan kota Qingdao. Kesempatan ini tidak disiasiakan oleh beliau, dan langsung berinisiatif menghubungi Walikota Manado menawarkan hal tersebut.
Dubes juga mengemukakan bahwa kesempatan untuk memajukan wilayah Indonesia Timur dapat terbuka lebar bilamana kerjasama sister city ini dapat terealisasi dan berjalan sebagaimana mestinya. Terutama berkenaan dengan kerjasama perdagangan dan ekonomi antara kedua kota, di mana kota Manado dapat menjadi mediator atau jembatan bagi terbukanya hubungan ekonomi antara kota-kota di China dengan kota dan kabupaten lain di Sulawesi Utara.
Kota Qingdao berpotensi untuk menjadi pintu masuk penyebaran produk Sumberdaya Alam (antara lain Industri Ikan Tuna, Sarang Burung Walet, Rumput Laut, Minyak Nabati, dll) provinsi Sulawesi Utara ke seluruh wilayah Tiongkok bagian utara bahkan sampai ke wilayah Rusia dan Asia Tengah. Hal ini dikarenakan infrastruktur jaringan kereta api telah tersambung dari kota Qingdao ke Rusia dan Asia Tengah. Belum lagi karena kota Qingdao memiliki Pelabuhan Internasional di bawah penguasaan kota dengan kapasitas bongkar muat terbesar ke-7 di dunia. Bilamana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terbuka dan Pelabuhan Bitung dapat menjadi Hub Port, dan juga Bandar Udara International Sam Ratulangi telah diperluas dan dapat didarati oleh pesawat sekelas Boeing 747 Cargo, maka visi untuk menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang di Asia Pasifik akan terwujud dengan mudah melalui kerjasama Sister City ini. Apalagi dalam diskusi menjelang penandatanganan LoI antara Delegasi Pemkot Manado dan Delegasi Kota Qingdao mengemuka bahwa, bilamana MoU Kota Manado dan Kota Qingdao telah ditandatangani, maka Pemerintah Kota Qingdao akan secara penuh mendukung Pemkot Manado merealisasikan rencana-rencana kerjasama ekonomi dan pembangunan kedua kota ke depan.
Pada kesempatan ini Dubes berjanji akan mendorong percepatan realisasi Sister City ini. Dan tahap awal rencana tindak lanjut kerjasama adalah membuka peluang menghubungkan jalur sutra laut kawasan Asia Timur dengan ALKI 2 dan 3 Indonesia, dan charter flight untuk mendatangkan wisatawan diving, mengikuti pola Charter Flight Guangzou mewakili kawasan selatan ke Manado dan dari kota Qingdao mewakili kawasan utara China. Selain itu pula KBRI Beijing akan memediasi dan mendorong rencana Pemerintah kota Manado untuk membuka Laboratorium bahasa khususnya bahasa Mandarin disamping English dengan mendatangkan native speaker dari Qingdao. Demikian juga dengan program Silicon Valey nya Qingdao akan Dubes RI akan mengupayakan agar kawula muda berprestasi dan inovatif kota Manado dapat dilibatkan untuk mengisi research incubator dari Qingdao National High-Tech Research Institute. (*)