Tahuna – Sejumlah warga dan para siswa dari beberapa sekolah menegah tingkat atas melakukan demo di depan kantor Polres Tahuna Kamis (02/2). Para demonstran dengan membawa berbagai spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka kepada pemerintah daerah atas kenaikan harga BBM. Dengan melakukan orasi – orasi sambil berteriak–teriak bahkan sampai melakukan tindakan anarkis dengan membakar ban bekas serta melempari para petugas kepolisian yang berjaga-jaga di depan Polres.
Dengan kecekatan yang dimiliki personil Polres Sangihe langsung membuat blokade barisan dari satuan Dalmas, kemudian disusul dengan satuan Polisi waninta yang melakukan negoisasi dengan para pendemo, namun negoisasi tersebut tidak digubris, malahan demonstran semakin beringas, sehingga Polres Sangihe menggerakan unit kendaraan water canon guna membubarkan demonstran.
Justru tindakan itu membuat para pendemo lebih brutal dengan melakukan perlawanan melempari batu dan menendang para pertugas, berbagai peringatan yang disampaikan oleh kabag ops tidak diindahkan, sehingga pihak polres memberikan tembakan peringatan bahkan melumpukan dua demonstan dan menciduk dua orang yang menjadi provokator demo tersebut.
Demo tersebut merupakan simulasi penanggulangan yang dilakukan oleh pihak Polres Sangihe dalam rangka antisipasi apabila terjadi demo yang sesungguhnya. Simulasi ini juga berkaitan dengan penyambutan kunjungan Wakapoda Sulut Kombes Pol Drs. J.M Simatupang SH,MH, didampingi oleh Dir. Samapta Polda Sulut Kombes Pol.Drs.Maman Hermawan SH,MH dan AKBP Robert Panelewen Kasub Bid. Dalmas.
Dalam sambutanya Wakapolda mengatakan setiap anggota polisi harus mampu melaksanakan tugasnya sebagi seorang polisi yang professional.
”Saya menghimbau kepada semua anggota kepolisian yang ada di polres Sangihe untuk bertindak yang professional dalam melaksanakan tugas,” tegas Simatupang. (gun)