MANADO – Bank Sulut dalam masa empat tahun terakhir mengalami perkembangan pesat dalam hal jumlah aset. Jika sebelumnya total aset Bank Sulut hanya satu triliun lebih, maka pada tahun 2011 ini telah mencapai sekitar lima triliun rupiah.
“Peningkatan ini harus kita syukuri. Ini berarti kepercayaan masyarakat untuk menanamkan dananya di Bank Sulut berupa deposito atau tabungan mengalami peningkatan,” tutur anggota komisi 2 DPRD Sulut Teddy Kumaat SE.
Namun menurut Kumaat peningkatan aset Bank Sulut tak diimbangi penambahan modal disetor yang tidak mengalami perubahan sehingga menimbulkan permasalahan baru yakni Bank Sulut mengalami kesulitan untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
“Kesulitannya pada CAR (Capital Education Ratio), sesuai aturan Bank Indonesia yang membatasi pemberian kredit jika tidak lagi sesuai dengan jumlah modal disetor. Nah, CAR Bank Sulut sudah sekitar delapan sekian persen, sudah limit,” tukasnya.
Sehingga meskipun memiliki dana besar namun Bank Sulut tidak dapat lagi menyalurkan kredit kepada masyarakat. Solusinya, menurut mantan wakil walikota Manado ini adalah dengan melakukan penambahan modal. “Artinya, Bank Sulut wajib tambah modal,” desaknya.
“Tambah modal ada dua cara, yakni go publik atau IPO yaitu melempar saham kepada umum, atau mencari pemegang saham baru yang besar, seperti rencana Pak Chaerul Tanjung menjadi salah-satu pemegang saham di Bank Sulut,” pungkas Kumaat. (jy)