Manado – Kuantitas Tanaman kelapa di Sulawesi Utara saat ini mulai terancam dengan tingginya angka penebangan tanaman ini. berdasarkan kajian Asosiasi Petani kelapa Sulut (Apeksu) saat ini terjadi tren penurunan jumlah tanaman kelapa dari tahun ke tahun. Apeksu memperkirakan untuk tahun 2012 ini jumlah tanaman kelapa yang ditebang mencapai ribuan batang pohon.
Ketua Apeksu George Umpel kepada sejumlah wartawan baru baru ini mengatakan meningkatnya angka penebangan ini disebabkan oleh nilai ekonomi dari batang kelapa yang cenderung dianggap lebih bernilai ketimbang buah dan turunannya.
Dirinya mengatakan langkah petani menebang kemudian menjualnya kepada pedagang kayu, tidak bisa dihindari. Apalagi, petani merasa pendapatan dari menjual produk hasil kelapa seperti kopra tetap tidak mampu menutupi semua kebutuhan rumah tangga. “Salah satu kebijakan yang perlu dimatangkan yakni memperbanyak produk turunan kelapa, terutama yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,” katanya
Banyak produk turunan kelapa yang masih bisa dikembangkan pemerintah, salah satunya kopra putih. “Kopra putih merupakan produk bernilai ekonomis tinggi, karena harganya dua kali lipat ketimbang kopra asapan, karena itu pemerintah perlu memberdayakan petani mengolah komoditas ini,” kata George.
Komoditas kopra putih saat ini berkisar Rp 1,25 juta per kuintal. Sedangkan kopra asapan hanya Rp 600 ribu per kuintal. Perbedaan harga ini peluang meningkatkan kesejahteraan petani, sehingga mereka tidak merusak tanaman.
“Kalau petani merasa pohon kelapa menghasilkan pendapatan cukup untuk kebutuhan hidup mereka, pasti tidak akan mengizinkan tanaman kelapa ditebang,” kata George.(is)