Dialog tentang merawat Minahasa Utara tetap hijau.
Minut, BeritaManado.com — Menjaga Minahasa Utara tetap hijau menjadi poin penting dalam dialog tokoh pemuda dan organisasi masyarakat, Jumat (21/2/2020) di RM Candra Lestari, Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat
Kegiatan ini dipelopori Kelompok Tani Hutan (KTH) Green Sylva Kuwil, serta mengangkat tema ‘Menumbuhkan Kepedulian Generasi Muda dalam Mewujudkan Minahasa Utara Kabupaten Ramah Lingkungan’.
Hadir sebagai pemateri, Ketua HKTI yang juga Wakil Bupati Minahasa Utara Ir Joppi Lengkong MSi, aktifis lingkungan Maria Taramen dan unsur pegiat Lingkungan Kuwil Yulita Mokodompis, serta puluhan peserta dari berbagai unsur seperti Himpunan Kelompol Tani Indonesia (HKTI) Minut, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Minut, siswa SMK Baramuli, Panji Yosua Minut, Panji Yosua Wilayah Kalawat 2, Palang Merah Indonesia (PMI) Minut, pegiat lingkungan dan aktifis lingkungan.
Wabup Minut Joppi Lengkong, secara simbolis menanam pohon sebagai aksi nyata menjaga kelestarian lingkungan.
Ketua HKTI Joppi Lengkong dalam materinya mengangkat isu soal perubahan iklim, dimana menurut kabar saat ini suhu di Jepang sudah meningkat dari biasanya, akibat gas karbon yang makin lama makin banyak.
Penumpukan gas karbon menyebabkan pemanasan global semakin parah seiring meningkatnya intesitas efek rumah kaca (ERK).
Lengkong menghimbau para pemuda agar menjaga kawasan hutan, merawat serta meregenerasikan untuk penanaman pohon, menyusul perubahan iklim saat ini sudah sulit ditebak.
“Manusia seharusnya untuk bisa mengelola lingkungan dan menjaga ekosistem lingkungan. Kesadaran perlu ditingkatkan agar bisa menjaga alam. Hal yang sederhana adalah dengan menanam pohon dan juga menjaga keseimbangan alam dengan tidak merusak ekosistem lingkungan,” pesan Lengkong.
Sementara, aktifis lingkungan Maria Taramen dalam materinya mengatakan lingkungan sering rusak akibat hadirnya perusahaan yang tidak ramah lingkungan.
Sehingga Maria berharap, pemerintah secepatnya bertindak tegas, salah satunha memperketat izin.
“Gerakan pencegahan harus lebih diutamakan. Jangan sampai rusak lingkungan kita. Semua sektor kerjasama, pemerintah, sektor swasta dan warga sipil harus bekerjasama,” tambah Maria.
Puluhan tokoh pemuda dan tokoh masyarakat mengikuti dialog tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Sementara pemateri ketiga, yaitu unsur pegiat Lingkungan Kuwil Yulita Mokodompis membuka pemahaman masyarakat terkait bahasa membakar sampah.
“Membakar sampah itu tidak aman bagi kesehatan dan lingkungan di sekitar kita menghasilkan asap beracun. Karena itulah sebaiknya mengetahui cara mengelola sampah rumah tangga, baik sampah organik seperti sisa-sisa makanan maupun sampah anorganik yang dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, atau kaleng,” timpalnya.
Ketua KTH Green Sylva Yulius Mamangkey berharap, pemerintah semakin sering melakukan program giat menanam pohon sehingga memicuh keterlibatan masyarakat.
“KTH Green Sylva berkeinginan agar pemeliharaan perawatan hutan di Desa Kuwil untuk kedepannya lebih diperhatikan agar bisa menjadi hutan wisata dan akan berdampak baik bagi perekonomian masyarakat sekitar,” ujar Yulius didampingi Sekretaris Jotje Weku dan bendahara Olhety Umbas.
Dialog, dimoderatori Melkie Wewengkang dari Panji Josua Kuwil.
“Jangan kita diibaratkan seperti calo. Kita mengarahkan orang lain sementara kita diam di tempat. Maka marilah kita memelihara lingkungan kita dimulai dari introspeksi diri kita karena persoalan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama,” pungkas Melkie.
Kegiatan ini ditutup dengan giat menanam pohon bersama.
(***/Finda Muhtar)