TAGULANDANG – Kapal Perang KRI Ahmad Yani yang membawa Gubernur Sulawesi Utara, SH Sarundajang bersama rombongan Kandas di Perairan Tagulandang Kabupaten Sitaro, selasa 1 September 2009.
Imbasnya rencana keberangkatan, KRI Ahmad Yani yang dipinjamkan KASAL RI kepada Pemerintah Provinsi untuk Safari Ramadhan secara marathon ke Talaud, Tahuna dan terakhir Sitaro, harus tertunda sekitar 12 jam lebih menunggu air pasang, dan kembali bertolak ke Pelabuhan Bitung tanggal 2 September pagi padahal hari yang sama baik Gubernur maupun Pejabat teras lainnya memiliki jadwal ke Jakarta dan Singapore.
Kondisi KRI Ahmad Yani saat kandas diluar perkiraan, bagian depan kapal terangkat berada diatas batu-batu besar dan dipastikan sebelumnya terjadi benturan, dengan kedalaman air hanya sebatas pinggang orang dewasa.
Kondisi panik dialami rombongan termasuk insan pers, yang sebelumnya percaya dengan peralatan cangih dimiliki Kapal Perang mendeteksi radius kedalaman laut, namun apa mau dikata bencana harus terjadi dan tak terelakkan.
Belum diketahui berapa kerugian yang dialami, demikian juga berbagai versi menguat diantaranya kesalahan tehnis dan terbawa arus akibat dari jangkar yang menggantung hinggal berbau mistik seperti terjadi pelanggaran didaerah Adat. Namun hampir pasti mempengaruhi Kinerja Nahkoda KRI Ahmad Yani dan seluruh awak Kapal.
Simpati mendalam datang dari Ketua DPRD Sulut Syachrial Damopolii untuk segera berkonsultasi dengan Gubernur Sarundajang perlunya menyurat ke KASAL agar tidak mengambil tindakan disiplin berupa sanksi kepada Nahkoda KRI Ahmad Yani, dipicu dari keinginan kuat melayani Kegiatan rutin setiap tahun yang bernafaskan Keagamaan, seperti Safari Ramadhan. (Hetty F Oroh)