Manado – Komoditi andalan Sulut yakni pala dan cengkih mendapat perhatian khusus dari Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Pusat Ir. Tadjudin Noer Said yang menyebutkan harga dua komoditi andalan Bumi Nyiur Melambai itu sering dipermainkan oleh para pengusaha (eksportir). Hal itu dikatakannya saat melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur (Wagub) Dr Djouhari Kansil MPd di ruang kerja Wagub, Jumat (3/8).
“Pemprov Sulut dalam menjaga stabilitas harga dua komoditi tersebut harus dapat berkolaborasi dengan KPPU. Kami akan membantu Pemprov Sulut untuk menjaga stabilitas harga dimaksud sesuai fungsi tugas yang kami emban,” desak Tadjudin.
Seperti yang terjadi saat ini Uni Eropa memproteksi agar 20 persen komoditi pala Indonesia yang di ekspor ke wilayah mereka harus di uji laboratorium terlebih dahulu, alasannya karena pala kita terindikasi terkena virus aflatoksin. Oleh sebab itu Ia berharap Pemprov Sulut dapat menseriusinya, sebab Sulut merupakan daerah terbesar penghasil dua komoditi itu.
Tadjudin mengungkapkan rasa kecurigaannya terhadap kebijakan dari Uni Eropa tersebut, jangan-jangan ini merupakan bentuk permainan mereka juga, tandasnya.
Diketahui harga komoditi cengkih dipasaran saat ini berada di kisaran Rp. 82,833/kg sementara harga pala Rp 77-78 ribu/kg untuk pala A, pala AT Rp. 57-77 ribu/kg, pala B Rp. 45 ribu/kg dan harga fuli berada dikisaran Rp. 140 – 145 ribu/kg, jelas pengusaha pala asal Sitaro Jelinek Lano, SE.
Tajudin juga memberi apresiasi postif atas kebijakan Pemprov Sulut lewat gebrakan Gubernur Dr. Sinyo Harry Sarundajang untuk menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang di Asia Pasifik. Langkah itu sangat tepat karena Sulut letaknya sangat dekat dengan raksasa ekonomi dunia saat ini seperti Korea, Jepang dan Amerika.
Karena itu Ia mengajak agar Pemprov Sulut dapat menata ulang sistem ekonomi yang ada, kalau dulu ekonomi kita selalu mengarah ke barat dan tertuju ke Singapura, itu sudah merupakan masa lalu, saat ini ekonomi dunia sudah berpindah tidak lagi menjadikan Singapura sebagi pusatnya ekonomi di kawasan Asean, tetapi bangun di kawasan Timur Indonesia, contohnya seperti SuKorea,Jepang,Amerika,lut karena letaknya sangat strategis, pungkasnya. (jrp)