Manado – Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Komando Utama (KOTAMA) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat, Indonesia.
Kopassus memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Di mata masyarakat awam, latihan prajurit Kopassus sangat sulit dan penuh dengan tantangan, sehingga hanya orang kuat yang bisa masuk menjadi prajurit Kopassus, bahkan jumlah parajurit Kopassus pun dirahasiakan.
Diantara para prajurit tersebut, ada Sertu Dessy Alvionita, kowad yang masuk pendidikan dasar tahun 2011.
Kepada BeritaManado.com, Dessy mengakui, menjadi prajurit baret merah tidaklah mudah karena ada banyak tes yang harus dihadapi.
“Waktu di pendidikan dasar ada dari tim Kopassus yang datang untuk tes, dari kesehatan, jasmani dan psikologi. Yang memenuhi standar Kopassus, setelah pendidikan dasar itu yang di tarik untuk tugas di Kopassus. Selesai kecabangan saya terpilih. Awalnya saya takut karena semua orang tahu kalau Kopassus itu susah kalau mau masuk. Setelah dijalani, Puji Tuhan saya bisa dan sampai sekarang,” ujar Dessy.
Sebagai seorang wanita, menyesuaikan diri dengan gaya militer menjadi salah satu hal yang membutuhkan proses.
“Sebagai wanita yang pasti susah menyesuaikan. Tapi basic saya bela diri karate jadi lebih cocok sama kegiatan fisik dan untuk urusan disiplin sudah terbiasa. Masih belum bisa menyesuaikan itu kalau sekarang ternyata sudah jadi militer, bisa pegang senjata, terjun payung itu aja sih awalnya,” tambahnya.
Setelah menjalani masa tugas, Dessy pun memantapkan dirinya untuk terus menjadi prajurit TNI AD sampai pensiun, serta tak bosan untuk mengajak para wanita bergabung bersama TNI.
“Puji Tuhan mau sampai pensiun di TNI. Harapan saya kedepan semoga TNI makin solid mengingat tantangan sekarang semakin besar. Saya pun selalu mengajak orang-orang masuk TNI karena kita sebagai wanita paling gak bisa nunjukin kalau gak ada masalah wanita masuk TNI. Tesnya memang sulit, tapi semua bisa dilewati. Kalau tidak coba kan kita tidak akan tahu. Pas sudah jadi TNI, seperti saya, maka akan dibuktikan kalau pilihan untuk jadi prajurit TNI tidak salah,” tutupnya. (srisurya)