BITUNG — Impian kota Bitung untuk menjadi percontohan kota sehat se-Indonesia harus berhadapan dengan berbagai tantangan. Salah satunya iklan rokok yang menghiasi sejumlah lokasi strategis kota Bitung yang dianggap menjadi batu sandungan kota penghasil ikan ini menjadi salah satu dari 10 kota percontohon sebagai kota Sehat di Indonesia termasuk pula pada 1000 kota sehat sedunia.
“Saat ini masa penilaian sebagai kota sehat kategori tertinggi yakni kota berstrata Swastisaba Wistara sementara berjalan, namun iklan-iklan rokok yang ada di seputaran kota Bitung belum juga diturunkan,” kata Kadis Kesehatan, Ellen Wuisan, Jumat (08/04).
Yang paling mebuat resah Wuisan adalah iklan rokok yang ada di pintu gerbang kota Bitung, dan hal tersebut dianggap sangat berpengaruh pada penilaian kota sehat. Kendati ia sendiri menyadari iklan reklame rokok menjadi salah satu retribusi PAD kota Bitung namun dirinya berharap hal tersebut bisa diturunkan untuk sementara waktu.
“Saya bukan melarang bagi perokok tapi lebih diingatkan untuk tidak merokok di tempat-tempat tertentu,” tutur Wuisan.
Wuisan sendiri menjelaskan, adapun 8 tatanan yang menjadi penilaian kota sehat, yakni sarana prasarana pemukiman, ketahanan pangan, tertib lalu lintas, kegiatan sosial, hutan kota, kesehatan, pasar sehat dan pelabuhan sehat, serta perindustrian perkantoran. Dimana indikator penilaian tersebut lebih ditekankan yakni tertib berlalu lintas yang sampai saat ini masih banyak ditemukan para pengendara motor tidak menggunakan helm.
“Pasar sehat harus lebih diperhatikan kemudian yang dijadikan syarat utama adalah kawasan-kawasan bebas rokok seperti terminal, angkutan umum, tempat bermain anak, sarana pendidikan (sekolah) dan perkantoran,” katanya. (en)