Manado – Mengantisipasi cuaca ekstrim yang sering menyebabkan bencana belakangan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Sulawesi Utara melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo Tahun 2017 yang dilaksanakan di Kantor BPBD provinsi Sulawesi Utara, Jumat (10/3/2017) serta menghadirikan para pejabat terkait termasuk unsur TNI yang dihadiri oleh Kasiter Korem 131/Santiago Letkol Inf Saripuddin SIP mewakili Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Sulaiman Agusto SIP MM.
Pada Rakor tersebut, Brigjen TNI Sulaiman Agusto yang diwakili Letkol Inf Saripuddin memaparkan tentang kegiatan bencana yang mengambil tema “Peran, Dukungan dan Kerjasama BPBD dengan Militer Dalam Tahap Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Banjit dan Tanah Longsir Tahun 2017”.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima BeritaManado.com dari penerangan Korem 131/Santiago, kesimpulannya TNI siap membantu dalam penanggulangan bencana mulai tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana yang akan dilakukan bersama dengan komponen bangsa lainnya.
Apalagi, sejauh ini penanganan bencana di tingkat provinsi yang dipimpin oleh Danrem Santiago sangat efektif dalam reaksi cepat karena rantai komando yang menyebar sampai di tingkat desa, dimana dengan berpegang pada delapan prisip penanggulangan antara lain Cepat/tepat, Prioritas, Koordinasi/Keterpaduan, Transparansi/Akuntabilitas, Non Diskriminasi/Proletisi, Berdaya dan Berhasil.
Dalam keterangan pers tersebut juga ditekankan, semua ini dilakukan oleh TNI dalam rangka membantu masyarakat serta meringankan beban para korban yang terkena bencana serta peduli terhadap sesama dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dimana penanggulanagan bencana merupakan salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang sesuai dengan Undang-Undang no 34 Tahun 2004.
Hadir dalam Rakor tersebut para pejabat BPBD provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo dan instansi yang terkait bencana banjir dan tanah longsor. (***/srisurya)