Manado – Suksesi kepemimpinan Pemuda Sinode GMIM akan di gelar tahun 2018 mendatang. Sejumlah nama mulai terangkat pada suksesi 4 tahunan tersebut.
Namun ada yang menarik dari pernyataan Toar Pangkey pada pemberitaan media mengenai persyaratan yang di nilai keliru. Toar Pangkey mengatakan bahwa seorang calon ketua Pemuda sinode GMIM harus memiliki pengalaman sebagai ketua pemuda jemaat satu periode.
“Jelas pada Tata Gereja serta Juklak, bahwa tidak ada frasa pengalaman ketua pemuda jemaat satu periode, yang ada ialah pengalaman pelayanan, dan ketua pemuda wilayah sekurang kurangnya memiliki pengalaman pelayanan 4 (empat) tahun,” tukas Pnt Rovan Kaligis, diiyakan Pnt Rendis Langkai, Pnt Pingkan Supit, Pnt Tika Kairupan.
Menurut mereka hal ini perlu diluruskan, agar tidak terjadi bias, bahkan salah kaprah.
“Membaca tata gereja harus hati hati, tidak boleh melakukan intrepretasi sendiri siapapun itu, karena Tata Gereja adalah konsensus bersama yang perlu dikawal dan di amankan bersama, jangan menjurus ke arah pembohongan publik,” tukas mereka melalui rilis kepada BeritaManado.com, Kamis (6/7/2017).
Analisa mereka bahwa bila intrepretasi ini dibiarkan, maka pengkaderan pemuda GMIM dapat terganggu. Pemuda GMIM adalah laboratorium kader.
“Bukan masalah siapa yang terpilih, tapi bila kriterianya harus lebih dahulu menjadi seorang ketua pemuda di periode terdahulu maka periodisasi bila nanti mencapai komisi pemuda sinode GMIM akan menjadi seperti sebagian besar komisi pemuda sinode GMIM yang ada sekarang yakni satu periode ketika di sinode, padahal suatu kesempatan bagus bagi seorang ketua pemuda sinode GMIM bila pengkaderannya matang dan diberi kesempatan luas untuk melayani,” lagi tukas mereka.
Para penatua pemuda GMIM ini pun berharap agar nanti pemilihan betul betul menggambarkan pesta demokrasi sejati, dengan menghadirkan Kristus sebagai tokoh sentral yang memberi penugasan bagi pemuda GMIM untuk melayani.
“Kami kira tugas pemuda GMIM masih sangat panjang, bangsa dan negara ini membutuhkan panggilan pelayanan serta sumbangsih nyata,” tutup mereka. (***/JerryPalohoon)
Manado – Suksesi kepemimpinan Pemuda Sinode GMIM akan di gelar tahun 2018 mendatang. Sejumlah nama mulai terangkat pada suksesi 4 tahunan tersebut.
Namun ada yang menarik dari pernyataan Toar Pangkey pada pemberitaan media mengenai persyaratan yang di nilai keliru. Toar Pangkey mengatakan bahwa seorang calon ketua Pemuda sinode GMIM harus memiliki pengalaman sebagai ketua pemuda jemaat satu periode.
“Jelas pada Tata Gereja serta Juklak, bahwa tidak ada frasa pengalaman ketua pemuda jemaat satu periode, yang ada ialah pengalaman pelayanan, dan ketua pemuda wilayah sekurang kurangnya memiliki pengalaman pelayanan 4 (empat) tahun,” tukas Pnt Rovan Kaligis, diiyakan Pnt Rendis Langkai, Pnt Pingkan Supit, Pnt Tika Kairupan.
Menurut mereka hal ini perlu diluruskan, agar tidak terjadi bias, bahkan salah kaprah.
“Membaca tata gereja harus hati hati, tidak boleh melakukan intrepretasi sendiri siapapun itu, karena Tata Gereja adalah konsensus bersama yang perlu dikawal dan di amankan bersama, jangan menjurus ke arah pembohongan publik,” tukas mereka melalui rilis kepada BeritaManado.com, Kamis (6/7/2017).
Analisa mereka bahwa bila intrepretasi ini dibiarkan, maka pengkaderan pemuda GMIM dapat terganggu. Pemuda GMIM adalah laboratorium kader.
“Bukan masalah siapa yang terpilih, tapi bila kriterianya harus lebih dahulu menjadi seorang ketua pemuda di periode terdahulu maka periodisasi bila nanti mencapai komisi pemuda sinode GMIM akan menjadi seperti sebagian besar komisi pemuda sinode GMIM yang ada sekarang yakni satu periode ketika di sinode, padahal suatu kesempatan bagus bagi seorang ketua pemuda sinode GMIM bila pengkaderannya matang dan diberi kesempatan luas untuk melayani,” lagi tukas mereka.
Para penatua pemuda GMIM ini pun berharap agar nanti pemilihan betul betul menggambarkan pesta demokrasi sejati, dengan menghadirkan Kristus sebagai tokoh sentral yang memberi penugasan bagi pemuda GMIM untuk melayani.
“Kami kira tugas pemuda GMIM masih sangat panjang, bangsa dan negara ini membutuhkan panggilan pelayanan serta sumbangsih nyata,” tutup mereka. (***/JerryPalohoon)