Langowan, BeritaManado.com — Berbicara tentang organisasi dagang negeri kincir angin dari Belanda yaitu VOC, mayoritas warga Minahasa termasuk Langowan pasti teringat akan tanaman kopi yang dahulu pernah dibudidayakan di wilayah Distrik Kawangkoan-Langowan.
Keberadaan pohon kopi yang unik dan memiliki kisah sejarah pada masa penjajahan Belanda ini ternyata tidak benar-benar punah.
Buktinya, pantauan BeritaManado.com, Selasa (4/6/2019) sore di kawasan perkebunan Desa Sumarayar Kecamatan Langowan Timur, ada sebuah pohon kopi berukuran besar dan lain dari yang dikenal secara umum.
Tingginya diperkirakan 7-8 meter dan ukuran daging buahnya lebih besar dari yang biasa dikenal dan bagi orang Langowan sendiri dikenal dengan nama Kopi Wangker (Kopi Besar).
Efrando Moningka, warga Sumarayar menuturkan bahwa pohon kopi yang ada itu tingginya separuh dari saat ini ketika dirinya masih anak-anak.
“Mungkin saja pohon kopi itu ditanam oleh dua atau tiga generasi diatas saya. Baik juga jika tanaman kopi ini kembali dibudidayakan di Langowan dan bisa menjadi ciri khas daerah ini,” katanya.
Jika hal itu berhasil dilakukan, maka Langowan tidak perlu terlalu tergantung dengan kopi kemasan yang sangat banyak dijual di warung, toko dan pasar tradisional.
“Mudah-mudahan saja ada pengusaha atau investor orang Langowan yang tertarik untuk mengembangkan kembali tanaman kopi. Di disisi lain Kopi Langowam akan menjadi salah satu komoditi andalan untuk perekonomian masyarakat Langowan sendiri,” harapnya.
Tentang kopi yang ukuran daging buahnya cukup besar ini, di Kecamatan Langowan Barat ada sebuah desa yang bernama Kopi Wangker.
Menurut Camat Langowan Barat Lendy Aruperes, dahulu di desa tersebut ada banyak pohon kopi dan buahnya juga yang berukuran besar.
(Frangki Wullur)