
Bitung, Beritamanado.com – Dua Anak Buah Kapal (ABK) KM Tarsius dinyatakan meninggal dunia oleh Basarnas Manado, Kamis (21/11/2019).
Dua ABK itu ditemukan tim Basarnas saat melakukan penyelaman menyisir lokasi KM Tarsius diinformasikan tenggelam dan ditemukan meninggal sedangkan empat ABK lainnya berhasil diselamatkan.
KM Tarsius sendiri dikabarkan mengalami kebocoran dan mati mesin di sekitar Pulau Lembeh yang mengangkut enam ABK dan tim SAR gabungan terdiri dari instansi terkait TNI, Polisi, KPLP, BPBD, KSOP, BMKG dan Dinas Kesehatan di Kota Bitung untuk melakukan pencarian bersama.
Itulah sekenario latihan SAR gabungan yang digelar Basarnas dalam penanganan kapal bocor dan mati mesin di Dermaga Satrol Selat Lembah.
“Mendapat informasi itu, kami bergerak cepat untuk mencari dan menolong keberadaan enam ABK dan langsung berkoordinasi dengan instansi terkait,” kata Kepala Kantor Basarnas Manado, Gede Darmada.
Gede mengatakan, latihan itu digelar untuk meningkatkan sinergitas dalam melakukan operasi SAR, Kantor Basarnas Manado dengan menggelar latihan operasi SAR di Kota Bitung.
“Dengan adanya latihan SAR gabungan tentang penanganan musibah nelayan hanyut, kapal mati mesin dan kapal bocor semua instansi terkait terlibat dalam penanganan ini dikarenakan menyangkut jiwa manusia,” katanya.
Pencarian dan pertolongan kata Gede, merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan secara bersama-sama sehingga mengurangi korban jiwa bisa di tanggulangi.
“Sudah 18 kali telah terjadi kecelakaan laut di Sulawesi Utara sehingga perlu penanganan dan pengawasan khusus seluruh kepada nelayan yang ingin melaut,” katanya.
Dengan latihan SAR bersama lanjut Gede, dapat saling berkoordinasi setiap instansi dan menjalin keakraban untuk satu tujuan menyelamatkan jiwa manusia.
“Tugas Basarnas semakin lama semakin berat dan kami akan selalu berkoordinasi setiap instani terkait yang mempunyai kewenangan untuk menyelamatkan jiwa yang membutuhkan pertolongan,” katanya.
Apalagi kata dia, keberhasilan suatu operasi SAR akan terlaksana dengan lancar tanpa dukungan potensi SAR.
“Jadi kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada potensi SAR, diharapkan unsur-unsur yang terlibat dengan latihan SAR gabungan ini bisa memahami dan diaplikasikan pada saat terjadi operasi SAR yang sebenarnya,” katanya.
(*/abinenobm)