Tomohon – Aksi demo sebagai wujud solidaritas terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian yang oleh Mahkamah Agung (MA) divonis bersalah dan dihukum 10 bulan penjara terkait meninggalnya Julia Fransiska Makatey usai menjalani operasi cesar di RSU Prof Kandouw Manado tahun 2010 silam juga terjadi di RS Bethesda Tomohon.
Pantauan beritamanado.com di rumah sakit milik Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) ini, selain menggelar mimbar bebas di dua tempat yakni di aula dan di depan rumah sakit, para dokter ini juga melakukan demo lanjutan dengan tidak menerima pasien di klinik rawat jalan. Seluruh ruangan praktik nampak ditutup dan para pasien dialihkan ke ruang instalasi gawat darurat.
Bahkan pintu masuk ke klinik rawat jalan nampak dipalang menggunakan kursi panjang dan dikunci dari dalam. Di depan pintu hanya terdapat pemberitahuan bahwa pelayanan ditutupsehubungan dengan Surat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tanggal 25 November 2013 tentang aksi solidaritas dan tafakur nasional yang ditandatangani Direktur Utama RSU Bethesda GMIM Tomohon dr Robin Warouw MKes.
“Ya, tadi pagi kami melakukan aksi sebagai wujud solidaritas terhadap sejawat kami. Kalau untuk klinik rawat jalan memang tutup dan baru akan melayani pasien besok, namun kalau untuk ruang bersalin pelayanan tetap seperti biasa,” ujar dr Fanny, salah satu dokter yang berhasil ditemui, Sementara itu, aksi demo ini menimbulkan keprihatinan dari warga masyarakat yang mengaku bingung dengan ‘ulah’ para dokter ini. “Di sisi lain tentu kami prihatin dan sangat menyayangkan aksi demo ini. Namun di sisi lain kita juga menghormati sikap mereka. Namun jika seperti ini, tentu kami masyarakat biasa yang dirugikan. Seluruh ruangan klinik tutup, di mana kami akan memeriksakan kesehatan. Sangat prihatin memang,” tutur Jolly U, salah satu warga yang ditemui.
Tomohon – Aksi demo sebagai wujud solidaritas terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian yang oleh Mahkamah Agung (MA) divonis bersalah dan dihukum 10 bulan penjara terkait meninggalnya Julia Fransiska Makatey usai menjalani operasi cesar di RSU Prof Kandouw Manado tahun 2010 silam juga terjadi di RS Bethesda Tomohon.
Pantauan beritamanado.com di rumah sakit milik Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) ini, selain menggelar mimbar bebas di dua tempat yakni di aula dan di depan rumah sakit, para dokter ini juga melakukan demo lanjutan dengan tidak menerima pasien di klinik rawat jalan. Seluruh ruangan praktik nampak ditutup dan para pasien dialihkan ke ruang instalasi gawat darurat.
Bahkan pintu masuk ke klinik rawat jalan nampak dipalang menggunakan kursi panjang dan dikunci dari dalam. Di depan pintu hanya terdapat pemberitahuan bahwa pelayanan ditutupsehubungan dengan Surat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tanggal 25 November 2013 tentang aksi solidaritas dan tafakur nasional yang ditandatangani Direktur Utama RSU Bethesda GMIM Tomohon dr Robin Warouw MKes.
“Ya, tadi pagi kami melakukan aksi sebagai wujud solidaritas terhadap sejawat kami. Kalau untuk klinik rawat jalan memang tutup dan baru akan melayani pasien besok, namun kalau untuk ruang bersalin pelayanan tetap seperti biasa,” ujar dr Fanny, salah satu dokter yang berhasil ditemui, Sementara itu, aksi demo ini menimbulkan keprihatinan dari warga masyarakat yang mengaku bingung dengan ‘ulah’ para dokter ini. “Di sisi lain tentu kami prihatin dan sangat menyayangkan aksi demo ini. Namun di sisi lain kita juga menghormati sikap mereka. Namun jika seperti ini, tentu kami masyarakat biasa yang dirugikan. Seluruh ruangan klinik tutup, di mana kami akan memeriksakan kesehatan. Sangat prihatin memang,” tutur Jolly U, salah satu warga yang ditemui.