Silian – Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Mungkin pepatah ini sama dengan apa yang dialami oleh bocah berumur 7 tahun bernama Aldy Tumigolung, asal Silian Tengah Jaga III Kecamatan Silian Raya.
Bagaimana tidak, keinginan Aldy agar nasibnya sama seperti teman-teman sebayanya untuk merasakan indahnya pergaulan di bangku sekolah, belajar, dan bermain bersama, tertahan akibat tidak adanya topangan dan dorongan dari orang tua.
Dilihat dari aktivitas Aldy yang kesehariannya hanya menjadi pesuruh bagi siapa yang membutuhkan tenaganya, dengan imbalan uang untuk membeli snack, tidak sepantasnya dia lakoni diusia yang seharusnya sangat membutuhkan pembinaan moral di bangku sekolah.
“Kita suka skali mo sekolah, mar papa kasiang nimau mo ongkos. Padahal kalo cuma mo lia, papa salalu dapa lia banyak-banyak doi mar nda ada perhatian kamari for mose skolah pa kita, hele duduk di bangku SD pun nda pernah. Jadi yang kita inginkan skarang cuma sekolah deng kasih sayang,” kata Aldy dengan nada polosnya ketika di jumpai beritamanado.com, Kamis (11/7).
Aldy mengungkapkan isi hatinya untuk memperoleh kasih sayang orang tua yang sebagaimana mestinya dia rasakan diumurnya yang masi butuh perhatian dan kasih sayang.
“Kita suka sama deng tape tamang-tamang, dorang pe orang tua sesekolah, kasih sayang ada. Beda deng kita kasiang, so nyanda ada mama, nda sekolah, kong salalu dapa-dapa pukul dirumah,” ungkap bocah yang bercita-cita ingin menjadi Polisi ini.
Ia juga mengaku kalau dirinya juga sering menjadi korban kekerasan oleh kakeknya, dan hal itu dibuktikannya dengan ditunjukan bekas luka lemparan balok kayu oleh kakeknya diwajah yang hampir mengenai bola mata kirinya.(van)