Manado – Kisruh dualisme yang terjadi di Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) membuat orang nomor satu di Sulawesi Utara (Sulut) yakni Gubernur Olly Dondokambey angkat suara.
Kepada wartawan, Olly Dondokambey menegaskan bilamana sepengetahuan dia, UKIT hanya ada satu bukan dua.
“Setahu saya sebagai warga GMIM, bahwa Yayasan Wenas itu underbow dari GMIM. Kalau YPTK sudah milik perorangan. Itu saja setahu saya. Jika sekarang ada di tangan GMIM, itu wajar saja,” ungkap Olly Dondokambey usai rapat paripurna di DPRD Sulut, awal pekan ini.
Olly Dondokambey bahkan menegaskan telah mengecek langsung kondisi yang ada.
“Sebenarnya tidak ada masalah. Saya sudah cek ke Yayasan Wenas, semua mahasiswa yang belajar di YPTK sudah masuk ke UKIT. Kalau mereka tidak mau masuk yah salah mereka sendiri. Tidak ada masalah. Seluruh mahasiswa yang ada di YPTK yang mau melanjutkan pendidikannya silakan masuk. Saya sudah tanya yayasan tidak ada masalah. Tidak ada yang menghambat. Dosen-dosen YPTK yang mau mengajar kembali justru diterima dengan baik,” tutup Dondokambey.
Diketahui, sebelumnya konflik dualisme di tubuh UKIT memakan waktu cukup panjang. Saling klaim antara YPTK dan Yayasan Wenas diduga pemicunya.
Sejak 6 Desember 2007 beredar selebaran fotocopy salinan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 220/D/0/2007 tentang Alih Kelola UKIT dari Yayasan Tinggi Kristen (YPTK) kepada Yayasan Wenas.
Beredarnya selebaran tersebut lantas meresahkan civitas UKIT dan masyarakat luas, menimbulkan pro dan kontra yang mengancam upaya penyelesaian masalah yang sedang berjalan, dan sangat berpotensi memicu konflik serta tindakan kekerasan horizontal.
Hingga, Kamis (11/7/2019) lalu, terjadi pengambil alihan UKIT YPTK oleh pihak BPMS GMIM yang dipimpin langsung Ketua Sinode Hein Arina.
(AnggawiryaZas)