Tombulu – “Kemarin siang hingga tadi malam terjadi pemadaman listrik. Suasana menjadi sepi bahkan hampir tak terdengar suara aktifitas manusia, apalagi cuaca juga hujan. Sehari menjelang Natal justru suasana seperti lagu ‘Malam Kudus Sunyi Senyap..’ Yang ada hanya keheningan semata sehingga suasana malam Natal sangat terasa yang memberi waktu bagi kita untuk merenung sejenak memaknai datangnya Juru Selamat.”
Demikian penggalan khotbah Pdt Frangky Apouw STh, saat memimpin ibadah Natal di GMIM Alfa Omega Rumengkor. Khotbah mengambil nats Lukas 2: 1-7 dan Filipi 2: 8.
Lanjut Pdt Apouw, kehadiran Yesus di dunia merupakan bukti cinta kasih Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Dia rela mati untuk memberikan kehidupan bahkan menderita di kayu salib. Pdt Apuw menceritakan kisah dua orang kembar di Amerika Serikat beberapa tahun silam. Meski kembar keduanya memiliki pola hidup berbeda, yang kakak adalah seorang hakim sementara adik kembarnya justru menjadi penjahat.
Ketika adik kembar disidang atas perbuatan jahatnya, kebetulan yang menjadi hakim adalah si kakak. Kakak mengambil keputusan yang seadil-adilnya dan menjatuhi hukuman mati kepada adiknya. Tiba pada saat akan dieksekusi di waktu malam. Atas belas kasihan dan cinta kasih, si kakak rela menukarkan pakaian hakim yang digunakannya bertukar pakaian dengan adiknya.
“Karena kembar keduanya memiliki ciri-ciri fisik yang sama. Si kakak akhirnya dieksekusi mati karena sudah bertukar pakaian, sementara adik kembar yang adalah penjahat justru bebas dari hukuman. Namun demikian sebelum dieksekusi mati si kakak meminta komitmen kepada adiknya untuk bertobat dan tidak lagi berbuat dosa,” tutur Pdt Apouw. (Jerry)