Manado, BeritaManado.com – Kota Manado terus bertumbuh pesat dan menjadi magnet bagi masyarakat di daerah untuk mengadu nasib di Ibukota Provinsi Sulawesi Utara ini.
Tidak saja dari kabupaten dan kota di dalam provinsi, sejumlah masyarakat dari luar provinsi Sulut pun tertarik mengadu nasib di Kota Manado.
Ini dibuktikan dari banyaknya pedagang asal Pulau Jawa, semakin ramai berjualan di pusat kota, bahkan ke sudut-sudut wilayah.
Beberapa di antara mereka berjualan makanan, produk rumah tangga, service barang, dan sebagainya.
Salah satu yang ikut mencoba peruntungan di Kota Manado adalah Cae Usman (40).
Pria kelahiran Gorontalo itu, kini tinggal menetap di Kelurahan Sindulang Kecamatan Tuminting, Kota Manado.
Cae menghabiskan masa mudanya sebagai ojek perahu, yaitu jasa pengantaran penumpang yang ingin menyeberangi sungai.
Profesi itu sudah ia tekuni selama 25 tahun terakhir.
Ia mengaku penghasilan yang didapat dalam sehari saat menakodai perahu sampan ukuran sekitar 3,5-4,5 meter tak seberapa.
“Rp2000 satu orang, cari Rp100 ribu kalau sekarang sudah setengah mati, itu waktu jalur masuk turun penumpang belum dipindah masih bisa dapat Rp100 ribu satu hari,” kata Cae kala itu tengah menunggu penumpang yang akan menyebrang, Rabu (13/7/2022).
Pendapatan tersebut, memang tak sebanding dengan resiko yang ia dapat selagi mengantarkan penumpang.
“Lain kali kalau air naik pasti ada ombak, perahu lain kali kena batu, apalagi hujan air dari atas kuat pasti arus sekali, jadi kalau kita paksa pasti hanyut ke bawah,” ujarnya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya.
Pria paru baya ini menjadi seorang “ojek perahu” bukan karena kemauannya karena dirinya sempat mencoba mencari pekerjaan lain menjadi buruh kasar, tapi tak bertahan lama.
Ia kembali dan memilih menjadi seorang penyedia jasa penyeberang “ojek perahu” karena tuntunan untuk menghidupi istri dan kedua anaknya.
“Pernah ada bantuan dari pemerintah Kota Mando, tapi cuman dalam bentuk biaya pembuatan perahu, itu untuk orang yang suka jadi ojek perahu tapi tidak ada modal buat perahu,” pungkasnya.
(Hendra Usman)