Bitung – Dua orang security KM Lambelu meminta biaya pengamanan kepada sejumlah Pers Kota Bitung ketika akan mengirimkan bantuan bencana alam ke Kota Ambon, Sabtu (3/8). Kedua security yang mengaku bernama Atang dan Martin itu tak mau tahu jika delapan karung berisi pakaian bekas layak pakai yang dikumpulkan warga Kota Bitung benar-benar untuk warga Kota Ambon yang terkena musibah bencana alam.
“Kami sudah menjalaskan dan menunjukkan surat pengatar dari Adpel dan PT Pelni Kota Bitung soal bantuan tersebut. Tapi keduanya tak bergeming dan tetap meminta uang pengamanan,” kata Yapi Letto, salah satu Pers Kota Bitung yang ditugaskan mengurus pengiriman bantuan.
Iapun kebingungan dan turun dari kapal menemui sejumlah rekannya yang menunggu di dermaga pelabuhan Samudera Kota Bitung menyampaikan permintaan dua security KM Lambelu itu. Tak percaya dengan penyampaian Letto itu, awak Pers Kota Bitung lainnya yakni Marpol, Edwin dan Katypun naik ke kapal menemui Atang dan Martin.
Namun tetap saja, kedua security itu bersikukuh meminta biaya sebesar Rp50 ribu per koli sebagai biaya pengamanan. “Katanya surat yang dikeluarkan Adpel dan PT Pelni tak berlaku diatas kapal atau dengan kata lain kebijakan di darat tak berlaku di kapal,” kata Edmin menirukan penyampaian Atang dan Martin.
Melihat Atang dan Martin tetap pada pendiriannya meminta biaya pengamanan, Letto, Marpol, Edwin dan Kattypun menyerah dan mengumpulkan uang untuk diberikan kepada kedua security itu. “Dari awal kami tidak memiliki budget untuk pengamanan bantuan diatas kapal, makanya semua dana hasil sumbangan digunakan untuk membeli pakaian tambahan seperti baju dalam dan selimut,” kata Katty.
Baik Letto, Marpol, Edwin dan Katty menyangkan sikap kedua security KM Lambelu tersebut yang dinilai tak memiliki empaty terhadap musibah yang menimpa warga Kota Ambon. Karena keduanya tetap meminta biaya pengamanan terhadap barang-barang bantuan yang jelas-jelas untuk kepentingan kemanusiaan. (enk)