MANADO – Impor Sulawesi Utara mengalami penurunan 46,6 persen pada November 2011 menjadi 6,4 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya 12 juta dolar AS.
“Penurunan terbesar impor terjadi pada komoditas gandum-ganduman, karena tidak adanya impor beras Vietnam pada periode November 2011,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon, Selasa (3/1).
Produk lain yang tidak ada impor selain beras, pada bulan November 2011 yakni bahan peledak dan pupuk, padahal pada posisi Oktober impor dari negara luar negeri masing-masing sebesar 0,8 juta dolar AS dan 0,4 juta dolar AS.
Sementara komoditas yang pada periode Oktober tidak ada impor dan baru terjadi pada November 2011 ini yakni kapal laut 0,2 juta dolar AS dan besi dan baja 2,6 juta dolar AS.
“Besi dan baja sekaligus tercatat impor terbesar selama November 2011 disusul mesin/pesawat mekanik 1,5 juta dolar AS, bahan bakar mineral 1,2 juta dolar AS,” kata Dantes.
Berdasarkan negara tujuan, kata Dantes, Taiwan sebagai negara importir terbesar bagi Sulut, dengan nilai 2,6 juta dolar, mampu mencapai pangsa 40,6 persen dari total impor.
Negara importir terbesar kedua, yakni Australia dengan nilai impor 1,4 juta dolar atau 21,8 persen, disusul Malaysia diurutan ketiga 1,2 juta dolar AS (18,7) persen.
Berdasarkan penggunaan barang impor, terbanyak masih dikuasai bahan baku penolong, dengan nilai 4,8 juta dolar AS menguasai 75 persen, lebih tinggi dari barang konsumsi 1,5 juta dolar AS atau 23 persen, dan barang konsumsi 0,1 juta dolar AS atau sekitar dua persen.
Dengan terciptanya impor Desember 6,4 juta dolar, maka impor Sulut periode Januari-November sudah mencapai 116,4 juta dolar AS.(del)