Bitung – Wakil Walikota Bitung, Max Lomban menyatakan kondisi kerusakan terumbu karang yang ada di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Untuk itu upaya konservasi perairan terlebih bagi daerah pesisir harus terus ditingkatkan, dan itu bukan hanya tugas dari pemerintah tapi tanggung jawab semua unsure.
“Dimulai dari masyarakat yang sadar akan kelestarian lingkungan tempat dimana mereka tinggal,” kata Lomban ketika membuka secara resmi acara Lokakarya Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Kota Bitung di lantai IV kantor walikota, Selasa (6/5/2014).
Menurut Lomban, acara ini bertujuan untuk menemukan satu kesepakatan bersama dari semua pihak untuk melestarikan kondisi lingkungan pesisir laut terkait dengan iven internasional yang akan dilaksanakan di Manado tanggal 14 – 17 Mei 2014 mendatang, yaitu World Coral Reef Conference (WCRC) 2014.
“Lokakarya kali ini harus membuahkan hasil, berupa program apa yang harus dilakukan. Melalui program tersebut, aktivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan dilakukan secara kolaboratif berbasis masyarakat,” katanya.
Rencananya kata Lomban, Kota Bitung akan didatangi langsung oleh peserta dari WCRC untuk melakukan konservasi di daerah pesisir yakni di enam Kelurahan yang ada di Lembeh Utara dan Lembeh Selatan. Serta satu kelurahan untuk penanaman terumbu karang.
Keenam kelurahan tersebut adalah Posokan, Motto, Pancuran, Pasir Panjang, Dorbolaa dan Paudean. Dan untuk penanaman terumbu karang akan dilaksanakan di Kelurahan Pintu Kota.
Acara ini dihadiri Arie Randonuwu dan Sony Tasijawa dari Fakultas Perikanan Unsrat, Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Kota Bitung, Khouni Lomban Rawung, para Asisten dan Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemerintahan Kota Bitung.(*/abinenobm)