Ratahan – Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) memberikan penghargaan bagi lima desa di wilayah Minanga Raya di Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Kelima desa ini diapresiasi sebagai desa-desa paling menjaga kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Mitra.
Kelima desa ini, yaitu Minanga, Minanga Timur, Minanga Satu, Minanga Dua, dan Minanga Tiga.
“Ini merupakan penghargaan yang luar bagi masyarakat dan pemerintah desa yang ada di Minanga Raya, karena mampu menjaga kerukunan antar umat beragama,” kata Wakil Bupati Mitra, Jesaja Legi, di Minanga, Kamis (2/12/2021).
Ia mengungkapkan, penghargaan yang diberikan Kementerian Agama bagi kelima desa ini harus menjadi contoh bagi desa-desa lainya di Minahasa Tenggara.
“Kerukunan antar umat beragama harus dibina secara baik, bahkan terus menerus meski ada perbedaan. Perbedaan itu adalah keindahan,” ujarnya.
Lebih lanjut kata Jesaja Legi, toleransi dan kebersamaan menjadi nilai luhur dalam kebhinekaan.
Semua aspek kehidupan harus saling menopang, khususnya di desa, tokoh agama harus menciptakan kerukunan antar umat beragama secara berkelanjutan.
“Menjaga kerukunan menjadi tanggung jawab dari seluruh komponen masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu Constantine Ratuliu mewakili para kepala desa di Minanga Raya mengungkapkan, kerukunan antar umat beragama terus dipelihara oleh masyarakat, dan pemerintah.
“Tidak ada yang dibeda-bedakan, jika ada acara suka dan duka semua warga saling bergotong royong tanpa memandang dia berasal dari agama atau golongan apa pun,” katanya.
Lebih lanjut Constantine Ratuliu mengungkapkan, masyarakat mengutamakan untuk saling menjaga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
“Ini juga didukung oleh para tokoh-tokoh agama yang ikut mengajak masyarakat saling bertoleransi,” jelas Kepala Desa Minanga ini.
Sementara itu Anggota DPRD Mitra, Rasni Pontororing mengungkapkan, kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Minanga Raya merupakan warisan dari para orang tua.
“Sejak dulu orang tua kami sudah mengajarkan hidup rukun, meski berbeda agama. Ini yang kami jaga dan pelihara,” katanya.
Bahkan ia mengungkapkan jika ada perayaan Natal maupun Idul Fitri, seluruh warga saling bersilaturahmi kepada sanak saudara dan kerabat.
“Baik warga Kristen maupun Islam sama merayakan hari besar keagamaan,” jelas Rasni Pontororing.
Selain itu secara bersama-sama warga di Minanga Raya anti terhadap radikalisme, maupun paham yang memecah belah kehidupan bermasyarakat.
“Kami warga yang terbuka. Namun jika ada yang datang dengan paham yang ingin mengganggu kehidupan kerukunan antar umat beragama, maka kami akan bersama-sama menolak, karena kami tidak mau ada perpecahan,” tandasnya.
(***/jenly)