Airmadidi – Tiga orang narasumber atau pemateri dalam lokakarya seni budaya tentang pentingnya maskot/icon daerah sebagai penunjang Kabupaten Minahasa Utara tujuan wisata 2015, dihadirkan pihak Disparbud Minut selaku penyelenggara.
Masing-masing memberikan usulan berbeda terkait maskot wisata itu. Pemateri pertama, Dr Ivan R B Kaunang mengangkat Gunung Klabat sebagai maskot, sedangkan pemateri kedua, Willem Tangkudung, mengangkat Mata Air, dan Drs PP Kepel, mengangkat Kokokuk (Burung Kokokuk).
Kepel adalah tokoh masyarakat di Minut, menurutnya, Kokokuk pantas dijadikan maskot. Burung Kokokuk memang ternyata burung yang ada dan hidup di tanah Minahasa termasuk wilayah Tonsea Kabupaten Minahasa Utara.
Hal tersebut menurut Kepel, terbukti dari cerita rakyat, maupun lagu rakyat yang masih hidup hingga kini di kalangan anak suku Tonsea.
“Burung ini unik karena meskipun ada orang yang mendengar suaranya, tapi hampir tak ada orang yang melihatnya,” kata Kepel.
“Untuk tetap memelihara keberadaan burung ini, di tengah-tengah masyarakat, burung ini patutu dijadikan maskot oleh Kabupaten Minahasa Utara,” tambah Kepel.
Sebelumnya, Kepel mengidentifikasi maskot, yaitu Manguni, Totosik, Keti-Keti, Ular Hitam dan Kokokuk. Dari sekian identifikasi, Kepel memilih Kokokuk yang pantas jadi maskot. (robin tanauma)