Antrian panjang konsumen untuk mendapatkan minyak tanah.
Amurang—Masih banyaknya pangkalan di Minsel yang dikategorikan nakal ternyata belum ada tindakan resmi dari Pemkab Minsel. Akibatnya, konsumen di Minsel menjadi bulan-bulanan. Lebih heran lagi, pangkalan yang ada di Minsel menjual minyak tanah diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Adalah Rp 5000/liter dijual pangkalan kepada konsumen tanpa beban apa-apa.
‘’Ternyata, pangkalan minyak tanah (Mitan) di Amurang dan Minsel rata-rata sulit untuk dicabut izinnya. Apakah Pemkab Minsel, dalam hal ini Bagian Administrasi Perekonomian Setdakan Minsel. Ataukah bagian lainnya yang berhubungan,’’ ujar Nefil Tumbuan, warga Buyungon kepada beritamanado, siang tadi.
Menurut Tumbuan, bahwa cara tak baik dilakukan pangkalan nakal. Apa pasal, belum ada tindakan resmi dari instansi terkait. Selain itu, kata Tumbuan bahwa seharusnya melalui Pemkab MInsel, akan ada penyelesaian atau solusinya soal kelangkaan mitan tersebut.
‘’Saya juga heran, ada pembatasan pangkalan hanya 4 liter per KK. Tetapi, ternyata banyak juga disodorkan konsumen dengan menggunakan jergen 25 liter. Dengan demikian, karena mereka juga lebih besar uang yang diberikan. Maka, petugaspun lebih memilih jergen besar,’’ kata Nefil.
Dikatakannya, kalau juga demikian dan tak ada penyelesaiannya. Maka saya usulkan, supaya BBM jenis minyak tanah di Minsel dihilangkan saja. ‘’Sebaiknya, pihak PT Pertamina (Persero) Manado untuk menghilangkan saja. Atau pemerintah SBY yang disebut gagal memperjuangkan haknya. Maka saya menyebut sebaiknya pangkalan di Minsel dihilangkan saja,’’ ungkap Nefil.
Kepala Bagian Perekonomian Setdakab Minsel, Drs Corneles Mononimbar membenarkan hal diatas. ‘’Soal hal diatas, sering sekali terjadi dilingkungannya. Tak hanya itu saja, banyak diantara konsumen tak mau tahu kalau ada kenaikan BBM,’’ pungkas Mononimbar. (and)