MANADO – Perhimpunan Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum (PPRHU) Indonesia mengkhawatirkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan berlaku April 2012 akan memukul usaha hiburan di Jakarta hingga daerah.
“Kenaikan BBM akan berdampak masyarakat yang menggunakan jasa hiburan akan berkurang tajam, syukur-syukur kalau usaha tersebut masih bertahan, kalau bebannya terlalu berat bisa ditutup,” kata Ketua Umum PPRHU Adrian Maelite, Selasa (13/3).
Kalau sampai usaha hiburan ditutup, kata Adrian, maka dampaknya akan sangat berat bagi negara ini, karena tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sangat besar.
“Di Jakarta sendiri ada sekitar 670 ribu terlihat pada usaha hiburan baik rekreasi dan hiburan umum, dari jumlah tersebut 60 persen tidak lulus Sekolah Menengah Atas, nah kalau sektor industri hiburan hancur mau kemana mereka,” kata Adrian.
Pekerja sektor hiburan tinggi, kata Adrian, karena untuk menjadi tenaga kerja di usaha ini, tidak mutlak yang berpendidikan tinggi, karena cukup bisa bekerja dengan baik, punya keberanian dan jujur sudah bisa diterima bekerja.
Kalau sampai usaha sektor hiburan ini mengalami penurunan tajam, maka dampaknya bukan hanya mengancam pelaku usaha yang jumlah sangat besar di negeri ini, tetapi juga mengurangi kemampuan mereka untuk membantu pendapatan negara melalui penerimaan pajak.
Adrian mengatakan, pemerintah sebenarnya masih punya banyak solusi untuk memperkuat keuangan negara, bukan semata mengurangi subsidi BBM yang pada gilirannya mendorong kenaikan BBM di masyarakat.(niel)