Manado – Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan paket bantuan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) kepada nelayan di Kota Manado.
Penyerahan bantuan dalam bentuk kapal perikanan tersebut, dilaksanakan di lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tumumpa, Kecamatan Tuminting, Kamis (08/11/2018) merupakan program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR-RI.
Wali kota Manado, DR Ir G.S Vicky Lumentut SH MSi DEA yang diwakili Sekda, Micler Lakat SH MH mengatakan, program kemitraan Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR-RI sangat baik dan bermanfaat bagi nelayan di Kota Manado. Terutama untuk para nelayan.
Mickler Lakat berharap bantuan kapal perikanan yang diberikan kepada nelayan dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin demi meningkatkan pendapatan nelayan.
“Himpunan nelayan Sulawesi Utara khususnya yang ada di Kota Manado sangat terbantu dengan adanya bantuan pemberian Paket Konversi BBM ke BBG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil. Sebagai pemerintah, saya berharap bantuan ini dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik oleh nelayan,” kata Mickler Lakat yang turut didampingi Kadis Perikanan Kota Manado, Nolvie Ir Nolfie Talumewo.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri ESDM Irjen Pol Purn Drs Widyo Sunaryo mengatakan, pemberian bantuan bagi nelayan di Kota Manado telah melalui tahap verifikasi sesuai kriteria penerima bantuan.
“Ada kreteria bagi nelayan yang menerima bantuan yaitu nelayan yang memliki kapal dibawa 5 GT atau setara dengan 13 tenaga kuda. Kemudian nelayan ini tidak menggunakan kegiatannya secara Ilegal, atau menggunakan jarring-jaring yang dilarang dalam penangkapan ikan, termasuk menggunakan bom. Juga kriteria penerima bantuan yakni belum pernah mendapatkan bantuan sejenis seperti ini,” jelas Widyo Sunaryo.
Menurut Widyo Sunaryo, tujuan Kementerian ESDM mengkonversi BBM ke BBG untuk menghemat devisa.
“Kita masih mengimpor 1,4 Juta Barel perhari. Sementara hasil dari kita sendiri (Dalam Negeri) hanya 8.500 Barel perhari. Jadi kita masih impor sekitar 700.000 barel perhari. Jadi bayangkan dikali sekian Dolar, dan dia akan terus naik kalau tidak diambil langkah untuk menghemat, diantaranya dengan Konversi dari BBM ke BBG,” tandasnya, seraya berharap bantuan tersebut tidak dijual karena hanya diberikan secara gratis.
Turut hadir, Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Bara Hasibuan Walewangko.
(***/Anes Tumengkol)