Manado — Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah urat nadi sistem pertahanan semesta merupakan pesan penting yang disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam amanatnya yang dibacakan oleh Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Joseph Robert Giri SIP MSi pada upacara 17 di Makorem 131/Santiago, Rabu (17/7/2019).
Dalam amanatnya, Panglima TNI menyampaikan, TNI harus memelihara dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama bangsa Indonesia, mengingat kebhinnekaan yang dimiliki sehingga tidak salah bila para pendiri negara ini menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia.
Para founding fathers telah menyadarinya sejak awal perjuangan kemerdekaan dan sekarang tanggung jawab semua pihak untuk memastikan Bhinneka Tunggal Ika terjaga.
Lebih lanjut, Panglima TNI menyampaikan salah satu hal yang mendasar dalam keberhasilan tugas pokok adalah sumber daya manusia yang mendukung.
Sebagai alat pertahanan negara, TNI membutuhkan prajurit-prajurit yang profesional.
Profesionalisme itu hanya akan bisa dicapai bila setiap prajurit terdidik dan terlatih dengan baik.
Terdidik dan terlatih untuk melaksanakan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Terlebih tantangan yang akan dihadapi dimasa mendatang akan semakin kompleks.
Kompleksitas tersebut menuntut TNI memiliki personel dan satuan yang adaptif.
“Kita tidak boleh terlena dengan berbagai kemajuan teknologi dan harus dapat mengeksploitasinya demi kemajuan TNI. TNI tidak lagi dapat bersikap tertutup. Tertutup dari segala perubahan dan kemajuan yang ada. Untuk itu setiap komandan satuan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan anggotanya,” ujar Panglima.
Panglima TNI pun menekankan, para komandan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh setiap anak buah.
Komandan satuan (Dansat) adalah tumpuan setiap anggota dalam berbagai hal, oleh karena itu setiap Dansat harus terlebih dahulu memiliki kemampuan yang tinggi dan wawasan yang luas agar dapat mengarahkan dengan baik.
Panglima TNI pun meminta segenap jajarannya untuk mewaspadai upaya memecah belah, radikalisasi, maupun dampak negatif lainnya dari perkembangan lingkungan yang ada.
Nilai-nilai luhur yang menjadi sendi-sendi pengabdian setiap prajurit TNI tidak boleh berubah.
Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI harus mengalir dalam setiap hembusan nafas prajurit dimanapun berada dan bertugas.
“Pelihara dan tingkatkan terus kemanunggalan dengan rakyat. Kemanunggalan TNI dengan rakyat adalah urat nadi Sistem Pertahanan Semesta. Sadari bahwa TNI berasal dari rakyat, berjuang bersama-sama rakyat, demi kepentingan rakyat,” kata Panglima.
Turut hadir pada upacara tersebut Kasrem 131/Santiago beserta staf, para Dan/Kabalak Aju Kodam XIII/Merdeka, Dan/Kabalak Korem 131/Stg serta Perwira, Tamtama dan PNS Korem 131/Santiago dan jajarannya.
(***/srisurya)