
Manado, BeritaManado.com — Kondisi para pedagang pasar di Sulut benar-benar terpuruk di masa pandemi COVID-19.
Akibat ketakutan warga berbelanja di pasar, lapak jualan menjadi sepi dan penghasilan merosot hingga 80 persen.
Menurut Wakil Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Sulut, Husen Pedju, masa ini menjadi paling kelam oleh para pedagang pasar.
Bahkan kata dia, tidak sedikit harus pulang tanpa membawa pundi-pundi rupiah.
“Memprihatinkan memang. Bahkan ada yang nyaris bangkrut sehingga butuh suntikan modal,” kata Husen Pedju kepada BeritaManado.com, Jumat (22/5/2020).
Dikatakan Husen, kondisi kian parah saat Pasar Pinasungkulan menjadi klaster penyebaran COVID-19.
Dampaknya juga dirasakan semua pasar tradisional di Sulut.
“Yah kalau di Karombasan memang jangan ditanya, di sana sudah tidak ada lagi pembeli sekarang,” bebernya.
APPSI Sulut kata Husen, sudah menyampaikan masalah ini ke pemerintah agar pedagang mendapat perhatian perihal bantuan permodalan.
Namun kabar baik yang ditunggu tidak kunjung datang.
“Sekarang semua bingung, apalagi mau lebaran,” kata Pedju.
Ia berharap kedepan ada kebijakan pemerintah yang berpihak kepada pedagang kecil.
Terlebih banyak pedagang tergeser karena menjamurnya supermarket dan retail perbelanjaan modern.
(Alfrits Semen)