Bitung – Tuntutan pembayaran lahan Depot Pertamina Kota Bitung oleh ahli waris Keluarga Simon Tudus rupanya belum juga terealisasi hingga kini.
Akibatnya, ahli waris bakal menggelar aksi menutup aktifitas Terminal BBM Depot Partamina hingga ada kejelasan kapan pembayaran lahan akan dilakukan.
“Sampai sekarang kami belum melihat itikad baik PT Pertamina untuk melakukan pembayaran lahan, makanya kami akan menutup aktifitas di lokasi itu,” kata Kuasa Hukum ahli waris Simon Tudus, Robert Lengkong SH, Selasa (24/01/2017).
Menurut Robert, kewajiban PT Pertamina membayar sudah punya dasar hukum yang kuat, yakni putusan Mahkamah Agung beberapa tahun lalu. Dimana melalui putusan peninjauan kembali (PK), PT Pertamina dinyatakan kalah dan wajib memberikan hak ahli waris.
“Jadi sangat beralasan keinginan kami. Bukan semata-mata mengejar ganti rugi, tapi ini untuk menegakan hukum dan keadilan,” katanya.
Ia menyatakan, hingga saat ini pihaknya terus berkomunikasi dengan PT Pertamina, namun jika tetap tak membuahkan hasil, maka ada langkah lain yang akan diambil yakni menggelar demo damai.
“Rencananya hari Rabu (25/01/2017) kami akan memblokir pintu masuk Depot Pertamina agar mereka memahami keinginan kami karena jika hanya didiamkan, mereka terkesan cuek saja,” katanya.
Untuk itu ia meminta maaf kepada masyarakat jika aksi pemblokiran menghalangi distribusi BBM mengingat realisasi pembeyaran kepada hak waris sudah bertahun-tahun tak terlaksana.
“Kami meminta maaf dan beharap masyarakat memahami posisi kami,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Bitung, AKBP Philemon Ginting SIK MH membenarkan rencana demo tersebut.
Tapi dirinya sangat berharap aksi itu tidak terwujud dan bisa dilakukan dengan cara berdialog mencari solusi.
“Kalau bisa dihindari, sebaiknya tidak dilakukan. Sebab dampak pemblokiran akan dirasakan luas oleh masyarakat. Tapi kami juga memahami kondisi ahli waris,” kata Kapolres.
Ia juga berharap, jika memang harus demo, situasi dan kondisi harus tetap aman karena dirinya tidak ingin aksi itu berdampak ke hal lain yang berpotensi menciptakan kericuhan.(abinenobm)